Teten: Pelaku UMKM optimis pemerintah mampu tangani dampak pandemi
6 Mei 2021 16:19 WIB
Pelaku bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menata produknya dalam Bazar Ramadhan produk UMKM Kabupaten Bogor di Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/5/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menyatakan para pelaku UMKM mengaku optimististis bahwa pemerintah akan mampu menangani dampak pandemi COVID-19 dengan baik.
“Ini saya kira kepercayaan yang penting di saat kita menghadapi problem berat dan ini kepercayaan dari 99 persen pelaku usaha di Indonesia,” katanya dalam acara Infobank UMKM Milenial Summit 2021 daring di Jakarta, Kamis.
Teten menyebutkan optimisme pelaku UMKM terlihat dari survei BRI Micro & SME Index (BMSI) yang menunjukkan indeks kepercayaan pelaku usaha (IKP) UMKM kepada pemerintah naik yaitu 136,3 pada kuartal IV-2020 dari 126,8 pada kuartal sebelumnya.
Baca juga: Kemenparekraf dan BSI bersinergi dukung UMKM ekonomi kreatif
Ia memastikan pemerintah akan terus berupaya agar UMKM bisa naik kelas baik mengalami eskalasi untuk memperbaiki daya saing produknya maupun mengembangkan kapasitas produksi mereka.
Ia menjelaskan dukungan pemerintah agar UMKM naik kelas salah satunya dilakukan melalui UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang diturunkan melalui PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang kemudahan, perlindungan dan pemberdayaan koperasi serta UKM.
Upaya itu dilakukan melalui pendekatan terintegrasi dari hulu ke hilir seperti kemudahan perizinan, bantuan hukum sertifikasi halal gratis, pendampingan berkelanjutan dan pelatihan usaha berskema kemitraan, promosi produk, serta akses pembiayaan dan belanja pemerintah.
Baca juga: Menteri Teten nilai program PEN mampu jaga UMKM di tengah pandemi
Ia menyebutkan saat ini sudah menjadi compulsory bagi kementerian dan lembaga yaitu sebanyak 40 persen belanja pemerintah harus menyerap produk dan jasa UMKM yang nilainya mencapai Rp460 triliun untuk tahun ini.
“Itu saya kira bisa menjadi angin segar bagi UMKM untuk naik kelas karena ada kepastian market,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI) Supari mengonfirmasi optimisme pelaku UMKM meliputi aktivitas produksi, sentimen bisnis dan persepsi kondisi makro, serta indeks kepercayaan terhadap intervensi pemerintah.
“Jadi terkonfirmasi di lapangan aktivitas masyarakat UMKM sudah kembali, sudah mendekati kondisi pra-COVID-19. Omzet pelaku usaha mikro sudah hampir kembali ke pra-COVID-19,” jelasnya.
“Ini saya kira kepercayaan yang penting di saat kita menghadapi problem berat dan ini kepercayaan dari 99 persen pelaku usaha di Indonesia,” katanya dalam acara Infobank UMKM Milenial Summit 2021 daring di Jakarta, Kamis.
Teten menyebutkan optimisme pelaku UMKM terlihat dari survei BRI Micro & SME Index (BMSI) yang menunjukkan indeks kepercayaan pelaku usaha (IKP) UMKM kepada pemerintah naik yaitu 136,3 pada kuartal IV-2020 dari 126,8 pada kuartal sebelumnya.
Baca juga: Kemenparekraf dan BSI bersinergi dukung UMKM ekonomi kreatif
Ia memastikan pemerintah akan terus berupaya agar UMKM bisa naik kelas baik mengalami eskalasi untuk memperbaiki daya saing produknya maupun mengembangkan kapasitas produksi mereka.
Ia menjelaskan dukungan pemerintah agar UMKM naik kelas salah satunya dilakukan melalui UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang diturunkan melalui PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang kemudahan, perlindungan dan pemberdayaan koperasi serta UKM.
Upaya itu dilakukan melalui pendekatan terintegrasi dari hulu ke hilir seperti kemudahan perizinan, bantuan hukum sertifikasi halal gratis, pendampingan berkelanjutan dan pelatihan usaha berskema kemitraan, promosi produk, serta akses pembiayaan dan belanja pemerintah.
Baca juga: Menteri Teten nilai program PEN mampu jaga UMKM di tengah pandemi
Ia menyebutkan saat ini sudah menjadi compulsory bagi kementerian dan lembaga yaitu sebanyak 40 persen belanja pemerintah harus menyerap produk dan jasa UMKM yang nilainya mencapai Rp460 triliun untuk tahun ini.
“Itu saya kira bisa menjadi angin segar bagi UMKM untuk naik kelas karena ada kepastian market,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI) Supari mengonfirmasi optimisme pelaku UMKM meliputi aktivitas produksi, sentimen bisnis dan persepsi kondisi makro, serta indeks kepercayaan terhadap intervensi pemerintah.
“Jadi terkonfirmasi di lapangan aktivitas masyarakat UMKM sudah kembali, sudah mendekati kondisi pra-COVID-19. Omzet pelaku usaha mikro sudah hampir kembali ke pra-COVID-19,” jelasnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: