Bus tanpa stiker khusus "dihalau" dari Terminal Giwangan Yogyakarta
6 Mei 2021 15:49 WIB
Salah satu bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang sudah dilengkapi dengan stiker khusus masuk ke Terminal Giwangan Yogyakarta pada masa larangan mudik Lebaran 2021, 6 Mei 2021. ANTARA/Eka AR.
Yogyakarta (ANTARA) - Pengelola Terminal Giwangan Yogyakarta memberlakukan pengetatan pengawasan terhadap arus keluar masuk bus antar kota antar provinsi (AKAP) selama masa larangan mudik dan meminta bus tanpa stiker khusus segera keluar dari terminal tanpa diperbolehkan mengangkut penumpang.
“Bus yang tidak dilengkapi dengan stiker khusus yang dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan Darat diminta segera keluar dari terminal tanpa boleh membawa penumpang,” kata Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarta Bekti Zunanta di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, stiker khusus tersebut tidak berarti bahwa bus boleh digunakan sebagai angkutan mudik namun bus tersebut dioperasionalkan untuk kebutuhan non mudik, seperti pekerja yang menjadi penglaju karena tinggal di sekitar DIY atau mengunjungi keluarga yang sakit di luar daerah.
Sejak pagi hingga siang hari, setidaknya sudah ada 20 armada bus AKAP yang langsung diminta keluar dari terminal karena tidak memiliki stiker khusus.
Tetapi, ada pula armada yang meminta untuk bisa transit di terminal lebih lama karena tidak memiliki biaya membeli solar untuk kembali ke Purwokerto. Sepanjang perjalanan baru memperoleh pemasukan Rp40.000.
Sedangkan untuk penumpang yang akan melakukan perjalanan keluar daerah diminta membawa kelengkapan dokumen perjalanan dan kesehatan penumpang. Minimal harus ada surat dari kepala desa dan penumpang membawa hasil negatif pemeriksaan GeNose.
Di Terminal Giwangan pun disediakan fasilitas pemeriksaan COVID-19 menggunakan GeNose. Layanan tersebut dibuka setiap pukul 09.00 WIB.
Sejumlah perusahaan otobus AKAP yang melayani trayek dengan tujuan Yogyakarta juga sudah melengkapi armadanya dengan stiker khusus.
Berdasarkan laporan yang diterima, sejumlah perusahaan tersebut di antaranya Efisiensi memperoleh enam stiker namun baru ada tiga bus yang masuk Giwangan pada hari ini, begitu pula dengan Sugeng Rahayu memperoleh 15 stiker namun baru enam yang masuk terminal, dan 12 stiker untuk Eka-Mira namun baru lima yang masuk terminal.
“Pada hari pertama larangan mudik ini, kondisi terminal bisa dibilang cukup lengang. Penumpang untuk bus AKDP pun tidak seramai biasanya walaupun bus lokal tetap bisa beroperasi tanpa stiker khusus,” katanya.
Bekti memperkirakan, lengangnya kondisi Terminal Giwangan akan terus terjadi hingga berakhirnya masa larangan mudik pada 17 Mei.
Salah satu pengemudi bus rute Yogyakarta-Purwokerto, Supriyadi mengaku tidak membawa penumpang satu pun sejak berangkat dari Purwokerto hingga tiba di Giwangan.
“Biasanya ada empat atau lima orang yang turun di Giwangan, tetapi hari ini tidak ada penumpang sama sekali. Perjalanan pun menjadi sangat lancar dan cepat sampai di Giwangan,” katanya.
Bus yang dikemudikannya sudah dilengkapi dengan stiker khusus untuk kepentingan perjalanan nonmudik.
Baca juga: Terminal Giwangan Yogyakarta tetap beroperasi saat larangan mudik
Baca juga: Terminal Tanjung Priok tutup pelayanan bus AKAP hingga 17 Mei 2021
Baca juga: 20 PO AKAP Terminal Kampung Rambutan tutup sementara
“Bus yang tidak dilengkapi dengan stiker khusus yang dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan Darat diminta segera keluar dari terminal tanpa boleh membawa penumpang,” kata Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarta Bekti Zunanta di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, stiker khusus tersebut tidak berarti bahwa bus boleh digunakan sebagai angkutan mudik namun bus tersebut dioperasionalkan untuk kebutuhan non mudik, seperti pekerja yang menjadi penglaju karena tinggal di sekitar DIY atau mengunjungi keluarga yang sakit di luar daerah.
Sejak pagi hingga siang hari, setidaknya sudah ada 20 armada bus AKAP yang langsung diminta keluar dari terminal karena tidak memiliki stiker khusus.
Tetapi, ada pula armada yang meminta untuk bisa transit di terminal lebih lama karena tidak memiliki biaya membeli solar untuk kembali ke Purwokerto. Sepanjang perjalanan baru memperoleh pemasukan Rp40.000.
Sedangkan untuk penumpang yang akan melakukan perjalanan keluar daerah diminta membawa kelengkapan dokumen perjalanan dan kesehatan penumpang. Minimal harus ada surat dari kepala desa dan penumpang membawa hasil negatif pemeriksaan GeNose.
Di Terminal Giwangan pun disediakan fasilitas pemeriksaan COVID-19 menggunakan GeNose. Layanan tersebut dibuka setiap pukul 09.00 WIB.
Sejumlah perusahaan otobus AKAP yang melayani trayek dengan tujuan Yogyakarta juga sudah melengkapi armadanya dengan stiker khusus.
Berdasarkan laporan yang diterima, sejumlah perusahaan tersebut di antaranya Efisiensi memperoleh enam stiker namun baru ada tiga bus yang masuk Giwangan pada hari ini, begitu pula dengan Sugeng Rahayu memperoleh 15 stiker namun baru enam yang masuk terminal, dan 12 stiker untuk Eka-Mira namun baru lima yang masuk terminal.
“Pada hari pertama larangan mudik ini, kondisi terminal bisa dibilang cukup lengang. Penumpang untuk bus AKDP pun tidak seramai biasanya walaupun bus lokal tetap bisa beroperasi tanpa stiker khusus,” katanya.
Bekti memperkirakan, lengangnya kondisi Terminal Giwangan akan terus terjadi hingga berakhirnya masa larangan mudik pada 17 Mei.
Salah satu pengemudi bus rute Yogyakarta-Purwokerto, Supriyadi mengaku tidak membawa penumpang satu pun sejak berangkat dari Purwokerto hingga tiba di Giwangan.
“Biasanya ada empat atau lima orang yang turun di Giwangan, tetapi hari ini tidak ada penumpang sama sekali. Perjalanan pun menjadi sangat lancar dan cepat sampai di Giwangan,” katanya.
Bus yang dikemudikannya sudah dilengkapi dengan stiker khusus untuk kepentingan perjalanan nonmudik.
Baca juga: Terminal Giwangan Yogyakarta tetap beroperasi saat larangan mudik
Baca juga: Terminal Tanjung Priok tutup pelayanan bus AKAP hingga 17 Mei 2021
Baca juga: 20 PO AKAP Terminal Kampung Rambutan tutup sementara
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: