Palembang (ANTARA News) - Meskipun bermain di Kota Solo pada partai final Piala Indonesia, Minggu (1/8), Sriwijaya Football Club merasa seperti bermain di daerah sendiri, kata pelatih Rahmad Darmawan yang dihubungi dari Palembang.

"Pemain dalam motivasi tinggi dan seperti tidak sabar untuk berlaga di final. Salah satunya karena merasa Solo seperti rumah sendiri," kata dia.

Dia menjelaskan, hal itu tak lain karena Sriwijaya Football Club (SFC) yang dahulunya adalah titisan Persijatim Solo FC telah diterima dan dicintai oleh masyarakat Solo.

Selama dua musim tim ini menjadi kebanggaan masyarakat Solo. Namun, karena krisis keuangan maka Pemerintah Provinsi Sumsel membelinya dan mengganti nama menjadi Sriwijaya Football Club.

Beberapa pemain SFC yang juga sempat menjadi punggawa Persijatim diantaranya Ferry Rotinsulu (penjaga gawang) dan Tony Sucipto (gelandang).

"Kami berharap akan banyak dukungan dari masyarakat Solo kepada Sriwijaya FC, karena saya memprediksi Arema Mania akan membludak memadati stadion," kata mantan pelatih Persija dan Persipura ini.

Dia melanjutkan, "Laskar Wong Kito" sangat membutuhkan dukungan agar tampil semangat dan "all out".

"Saya mengharapkan dukungan juga datang dari masyarakat Sumsel dengan menonton langsung ke Solo. Saya menyambut gembira kabar bahwa gubernur dan beberapa pejabat juga mau memberikan dukungan langsung ke Solo," ujar dia.

SFC melenggang ke partai final setelah di babak semi final mengubur Persipura Jayapura melalui drama adu penalti 5-3. Sementara, Arema Indonesia menaklukan Persik Kediri dengan skor telak 4-0.(*)

(ANT-039/R009)