Artikel
Duet manis di tenda masjid saat Ramadhan
Oleh Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
6 Mei 2021 11:16 WIB
Sanwani Soehaly dan anaknya Raffa Nur Sya'bani (11) sedang berada di mimbar lokasi Shalat Tarawih 1442 Hijriyah, komplek perumahan Taman Villa Meruya, Jakarta Barat. Keduanya berduet memimpin Shalat Tarawih di mana Sanwani menjadi imam dan Raffa menjadi bilal. (HO-Dokumen pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Usianya belum genap 11 tahun, namun Raffa Nur Sya'bani sudah piawai melantunkan adzan dan ayat Al Quran dengan suara merdu yang membius jamaah di komplek perumahan Taman Villa Meruya, Jakarta Barat.
Kehadiran pelajar SD Al Falah Pagi, Kebon Jeruk itu menambah kekhusyukan jamaah di tenda seluas 100 meter persegi, sebagai lokasi sementara untuk ibadah karena Masjid At Tabayyun menuju proses pembangunan.
Bersama sang ayah, Sanwani Soehaly mereka berduet menjadi imam dan bilal Shalat Tarawih saat Ramadhan 1442 Hijriah.
Suara Raffa yang khas mengumandangkan lafadz bilal pada Shalat Tarawih dan Witir memberikan semangat tersendiri bagi jamaah.
Selama Ramadhan, sudah empat kali Shalat Tarawih dan Witir di tenda yang kemudian disebut Tenda At Tabayyun, dipimpin duet bapak-anak itu.
Kolaborasi imam dan bilal yang begitu kompak itu tentunya menjadi kenangan manis menjelang Lebaran khususnya bagi warga Muslim di permukiman itu.
Tampil perdana
Sesungguhnya, baru di Tenda At Tabayyun, Raffa pentas pertama kali.
Sejak penampilan perdana itu, ia langsung merebut perhatian jamaah Shalat Tarawih.
Baca juga: Warga Kompleks TVM gelar Shalat Tarawih di bawah tenda
"Lantunan suaranya bikin gemas. Bikin kita terkenang-kenang dan merindukannya," kata Wiwien Soendari, Kepala Humas Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun.
Raffa merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sanwani dan Nurlailah, yang lahir di Jakarta, 21 Juli 2010.
Kakaknya bernama Shafa Keila Wardhani dan adiknya, Saheel Dhiya Kasyafani.
Bocah yang akrab disapa Baban itu tumbuh di lingkungan keluarga Islami yang mulai mempelajari khazanah keilmuan Islam seperti nahwu, shorof yang merupakan dasar tata Bahasa Arab.
Tak hanya itu, ia juga belajar mengaji Al Qur'an dan Hadits dari ayahnya yang bertugas sebagai penghulu di KUA Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Keluarga Sanwani tinggal di daerah Kebon Jeruk, tepatnya di Jalan Padang Sukabumi Selatan, yang berjarak beberapa kilometer dari Tenda At Tabayyun.
Untuk menuju ke lokasi, keduanya menempuhnya dengan mengendarai sepeda motor.
Bakat terpendam
Di mata sang ayah, Raffa memiliki tanda keistimewaan yang diyakini dimulai ketika anaknya lahir.
"Proses kelahiran Baban sangat sulit sekali," kenang Sanwani, Rabu (5/5) malam, setelah memimpin Tarawih.
Baca juga: Masjid Agung At-Tin tiadakan kegiatan itikaf pada Ramadhan tahun 2021
Ia menuturkan saat itu Raffa terlilit ari-ari dan plasenta saat persalinan, yang ia yakini memberi tanda keistimewaan bagi bocah itu kelak.
Sanwani menuturkan ada cerita menarik lain saat Raffa masih dalam kandungan.
Ia bermimpi bertemu sosok seperti Sunan Kalijaga, salah satu waliyullah di tanah Jawa.
Dalam mimpi itu disebutkan bahwa Raffa bakal menjadi anak yang mumpuni ilmu agama sehingga harus dibina baik oleh orang tua.
Keistimewaan Raffa mulai nampak ketika berusia satu tahun, seakan menjadi bakat terpendam.
Ternyata, ia senang pelajaran nahwu dengan mulai membaca nadzhom imrithi mengikuti murid-murid ayahnya yang sedang menghafal.
Seiring berjalannya waktu, Raffa kini mengenyam pendidikan dasar di sekolah Islami yang masih mempertahankan konsep klasik pembelajaran nahwu, shorof, dan Hadits, serta Hifzul Qur'an.
Baca juga: Masjid Istiqlal selenggarakan Shalat Tarawih 1 Ramadhan 1442 Hijriyah
Sedangkan, Sanwani sendiri merupakan PNS di Kementerian Agama sebagai Penghulu di Kantor Urusan Agama (KUA) Kembangan, Jakarta Barat.
Pria kelahiran 1978 itu merupakan jebolan UIN Jakarta dari Fakultas Adab Jurusan Bahasa dan Sastra Arab pada 2003.
Pembangunan masjid
Sementara itu, pembangunan Masjid At Tabayyun yang berada pada lahan seluas 1.078 meter persegi rencananya akan dimulai tahun ini di komplek perumahan yang mayoritas warganya non Muslim.
Ketua Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun H Marah Sakti Siregar mengatakan pembangunan masjid yang dinantikan hampir 25 tahun itu tertunda akibat pandemi selama setahun belakangan.
Padahal SK Gubernur, IMB dan pembayaran penggunaan lahan Pemprov DKI itu sudah keluar sejak 2020.
Tenaga Ahli di Dewan Pers itu menambahkan pembangunan masjid pun mendapat dukungan termasuk dari warga non Muslim setempat.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jakarta Barat juga sudah mengeluarkan rekomendasi untuk Masjid At-Tabayyun.
Baca juga: Durasi Shalat Tarawih di Istiqlal lebih pendek dari kondisi normal
"Tidak ada masalah, karena Pergub DKI tentang pembangunan masjid hanya mensyaratkan dukungan 90 warga umat Muslim dan 60 tokoh masyarakat. Yang mendukung lebih dari itu," kata Marah Sakti.
Sedangkan tenda sementara itu didirikan pada Senin (12/3) oleh Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun untuk memenuhi aspirasi warga Muslim dalam melaksanakan ibadah Shalat Tarawih selama bulan suci Ramadhan.
Sekilas, tenda itu menyerupai tenda Padang Arafah di Arab Saudi, yang biasa digunakan jamaah haji menginap saat berwukuf.
Adapun adzan pertama dikumandangkan dari tenda masjid itu pertama kali oleh Pandi, petugas keamanan setempat.
Berkumandangnya adzan melalui Tenda At Tabayyun itu juga menghadirkan suasana haru karena itulah untuk pertama kalinya ada tempat shalat berjamaah.
Mengingat masih dalam situasi pandemi COVID-19, tenda sementara itu hanya bisa diisi 50 persen dari daya tampung untuk 100 orang.
Pengelola pun menerapkan protokol kesehatan termasuk mengatur jarak, penggunaan masker dan penyemprotan disinfektan sebelum digunakan.
Meski menggunakan tenda sementara, namun tidak menyurutkan niat dan semangat dalam melaksanakan ibadah.
Ketika pembangunan masjid sudah rampung, duet bapak-anak itu kelak akan menjadi kenangan manis tak hanya bagi Raffa tapi juga warga Muslim setempat.
Kehadiran pelajar SD Al Falah Pagi, Kebon Jeruk itu menambah kekhusyukan jamaah di tenda seluas 100 meter persegi, sebagai lokasi sementara untuk ibadah karena Masjid At Tabayyun menuju proses pembangunan.
Bersama sang ayah, Sanwani Soehaly mereka berduet menjadi imam dan bilal Shalat Tarawih saat Ramadhan 1442 Hijriah.
Suara Raffa yang khas mengumandangkan lafadz bilal pada Shalat Tarawih dan Witir memberikan semangat tersendiri bagi jamaah.
Selama Ramadhan, sudah empat kali Shalat Tarawih dan Witir di tenda yang kemudian disebut Tenda At Tabayyun, dipimpin duet bapak-anak itu.
Kolaborasi imam dan bilal yang begitu kompak itu tentunya menjadi kenangan manis menjelang Lebaran khususnya bagi warga Muslim di permukiman itu.
Tampil perdana
Sesungguhnya, baru di Tenda At Tabayyun, Raffa pentas pertama kali.
Sejak penampilan perdana itu, ia langsung merebut perhatian jamaah Shalat Tarawih.
Baca juga: Warga Kompleks TVM gelar Shalat Tarawih di bawah tenda
"Lantunan suaranya bikin gemas. Bikin kita terkenang-kenang dan merindukannya," kata Wiwien Soendari, Kepala Humas Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun.
Raffa merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sanwani dan Nurlailah, yang lahir di Jakarta, 21 Juli 2010.
Kakaknya bernama Shafa Keila Wardhani dan adiknya, Saheel Dhiya Kasyafani.
Bocah yang akrab disapa Baban itu tumbuh di lingkungan keluarga Islami yang mulai mempelajari khazanah keilmuan Islam seperti nahwu, shorof yang merupakan dasar tata Bahasa Arab.
Tak hanya itu, ia juga belajar mengaji Al Qur'an dan Hadits dari ayahnya yang bertugas sebagai penghulu di KUA Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Keluarga Sanwani tinggal di daerah Kebon Jeruk, tepatnya di Jalan Padang Sukabumi Selatan, yang berjarak beberapa kilometer dari Tenda At Tabayyun.
Untuk menuju ke lokasi, keduanya menempuhnya dengan mengendarai sepeda motor.
Bakat terpendam
Di mata sang ayah, Raffa memiliki tanda keistimewaan yang diyakini dimulai ketika anaknya lahir.
"Proses kelahiran Baban sangat sulit sekali," kenang Sanwani, Rabu (5/5) malam, setelah memimpin Tarawih.
Baca juga: Masjid Agung At-Tin tiadakan kegiatan itikaf pada Ramadhan tahun 2021
Ia menuturkan saat itu Raffa terlilit ari-ari dan plasenta saat persalinan, yang ia yakini memberi tanda keistimewaan bagi bocah itu kelak.
Sanwani menuturkan ada cerita menarik lain saat Raffa masih dalam kandungan.
Ia bermimpi bertemu sosok seperti Sunan Kalijaga, salah satu waliyullah di tanah Jawa.
Dalam mimpi itu disebutkan bahwa Raffa bakal menjadi anak yang mumpuni ilmu agama sehingga harus dibina baik oleh orang tua.
Keistimewaan Raffa mulai nampak ketika berusia satu tahun, seakan menjadi bakat terpendam.
Ternyata, ia senang pelajaran nahwu dengan mulai membaca nadzhom imrithi mengikuti murid-murid ayahnya yang sedang menghafal.
Seiring berjalannya waktu, Raffa kini mengenyam pendidikan dasar di sekolah Islami yang masih mempertahankan konsep klasik pembelajaran nahwu, shorof, dan Hadits, serta Hifzul Qur'an.
Baca juga: Masjid Istiqlal selenggarakan Shalat Tarawih 1 Ramadhan 1442 Hijriyah
Sedangkan, Sanwani sendiri merupakan PNS di Kementerian Agama sebagai Penghulu di Kantor Urusan Agama (KUA) Kembangan, Jakarta Barat.
Pria kelahiran 1978 itu merupakan jebolan UIN Jakarta dari Fakultas Adab Jurusan Bahasa dan Sastra Arab pada 2003.
Pembangunan masjid
Sementara itu, pembangunan Masjid At Tabayyun yang berada pada lahan seluas 1.078 meter persegi rencananya akan dimulai tahun ini di komplek perumahan yang mayoritas warganya non Muslim.
Ketua Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun H Marah Sakti Siregar mengatakan pembangunan masjid yang dinantikan hampir 25 tahun itu tertunda akibat pandemi selama setahun belakangan.
Padahal SK Gubernur, IMB dan pembayaran penggunaan lahan Pemprov DKI itu sudah keluar sejak 2020.
Tenaga Ahli di Dewan Pers itu menambahkan pembangunan masjid pun mendapat dukungan termasuk dari warga non Muslim setempat.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jakarta Barat juga sudah mengeluarkan rekomendasi untuk Masjid At-Tabayyun.
Baca juga: Durasi Shalat Tarawih di Istiqlal lebih pendek dari kondisi normal
"Tidak ada masalah, karena Pergub DKI tentang pembangunan masjid hanya mensyaratkan dukungan 90 warga umat Muslim dan 60 tokoh masyarakat. Yang mendukung lebih dari itu," kata Marah Sakti.
Sedangkan tenda sementara itu didirikan pada Senin (12/3) oleh Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun untuk memenuhi aspirasi warga Muslim dalam melaksanakan ibadah Shalat Tarawih selama bulan suci Ramadhan.
Sekilas, tenda itu menyerupai tenda Padang Arafah di Arab Saudi, yang biasa digunakan jamaah haji menginap saat berwukuf.
Adapun adzan pertama dikumandangkan dari tenda masjid itu pertama kali oleh Pandi, petugas keamanan setempat.
Berkumandangnya adzan melalui Tenda At Tabayyun itu juga menghadirkan suasana haru karena itulah untuk pertama kalinya ada tempat shalat berjamaah.
Mengingat masih dalam situasi pandemi COVID-19, tenda sementara itu hanya bisa diisi 50 persen dari daya tampung untuk 100 orang.
Pengelola pun menerapkan protokol kesehatan termasuk mengatur jarak, penggunaan masker dan penyemprotan disinfektan sebelum digunakan.
Meski menggunakan tenda sementara, namun tidak menyurutkan niat dan semangat dalam melaksanakan ibadah.
Ketika pembangunan masjid sudah rampung, duet bapak-anak itu kelak akan menjadi kenangan manis tak hanya bagi Raffa tapi juga warga Muslim setempat.
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: