Pemerintah dorong inklusi keuangan petani melalui sinergi program
6 Mei 2021 11:14 WIB
Petani memperlihatkan telepon seluler yang berisi aplikasi Pertanian Modern 4.0 teknologi RiTx Soil & Weather Sensor (sensor tanah dan cuaca) di Besuki, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (13/11/2019). ANTARA FOTO/Seno/ama.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian gencar mengintegrasikan kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif pada sektor pertanian khususnya bagi kalangan petani milenial guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, terdapat beberapa program yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan BUMN untuk meningkatkan inklusi keuangan di sektor pertanian seperti yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, dan juga PT Pupuk Indonesia.
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga rendah merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan pembiayaan petani. Sebagai salah satu bank milik negara, Bank Mandiri menyalurkan KUR sejak 2008 dengan outstanding hingga Maret 2021 mencapai Rp46,2 triliun kepada 1,94 juta debitur.
Inklusi keuangan juga dilakukan melalui peningkatan akses perbankan melalui Mandiri Agen yang melayani transaksi perbankan seperti pembukaan rekening, setor tunai, tarik tunai, transfer, serta pembayaran atau pembelian.
Baca juga: Infrastruktur luas dan sinergi kunci inklusi keuangan
Khusus untuk dukungan dalam program Pemerintah untuk Mewirausahakan Petani, Bank Mandiri juga telah memberikan CSR berupa pembangunan Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis di tahun 2018 yang sudah dioperasikan sehingga memberikan manfaat kepada petani. Ditambah dukungan akses permodalan dengan KUR, program Kartu Tani untuk saran pembelian pupuk bersubsidi, termasuk juga pembinaan dan pelatihan terpadu.
Melalui skema integratif Agree dari PT Telkom Indonesia, petani dapat mengoptimalkan hasil produksi melalui pengelolaan supply dan demand yang baik, mempermudah penyaluran subsidi, serta mendorong regenerasi petani dengan melahirkan petani milenial.
Sebagai komplementer dari sinergi tersebut, PT Pupuk Indonesia (Persero) juga memberikan pendampingan lengkap hulu-hilir pertanian pada kegiatan on farm dan off farm melalui program Agrosolution.
Baca juga: Menko Airlangga paparkan strategi akselerasi inklusi keuangan
Pada kegiatan on farm, petani Agro Solution mendapatkan produk agro input berkualitas seperti pupuk non-subsidi dan obat-obatan, serta pengawalan teknologi dan bimbingan teknis. Sedangkan pada kegiatan off farm berupa akses pemodalan, asuransi, hingga jaminan offtaker hasil panen.
Melalui program ini, Pupuk Indonesia berhasil meningkatkan hasil panen dari rata-rata 5 sampai 6 ton per hektar menjadi 8 sampai 10 ton per hektar.
“Dukungan digitalisasi pada ekosistem pertanian dapat mengangkat harkat hidup dan tingkat ekonomi petani serta memudahkan pengembangan layanan pertanian secara terpadu” tutur Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Iskandar Simorangkir pada FGD Sinergi Program Mendukung Inklusi Keuangan bagi Petani Milenial.
Sampai saat ini sudah ada 13 lokasi piloting digitalisasi ekosistem pertanian nasional dan diharapkan jumlahnya akan semakin banyak sehingga tujuan program untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengembangkan sektor pertanian dapat segera tercapai.
Baca juga: Indonesia perlu lebih banyak agripreneur dan petani milenial
Baca juga: Tiga strategi bisnis agar milenial jatuh hati menjadi pengusaha tani
Presiden Joko Widodo selaku Ketua Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) menekankan untuk memprioritaskan perluasan dan kemudahan akses layanan keuangan formal melalui layanan keuangan digital bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya kelompok penerima manfaat usaha mikro kecil (UMK), petani, nelayan, dan masyarakat berpenghasilan rendah sesuai amanat Perpres No 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Pada tahun 2020, indeks inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 81,4 persen, lebih tinggi dari tahun 2019 yang mencapai 76,19 persen. Hal ini sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh DNKI dalam pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024.
Jika dilihat dari struktur lapangan kerja pada Agustus 2020 sebanyak 29,76 persen pekerja bekerja di sektor pertanian. Namun hanya sekitar 8 persen yang merupakan petani muda (generasi milenial). Padahal jika dilihat dari struktur umur, penduduk Indonesia didominasi oleh generasi milenial (25,87 persen) dan generasi Z (27,94 persen).
Baca juga: Pupuk Indonesia perkenalkan inovasi digital di Hannover Messe 2021
Baca juga: Pupuk Indonesia sosialisasikan penggunaan pupuk presisi pada petani
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, terdapat beberapa program yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan BUMN untuk meningkatkan inklusi keuangan di sektor pertanian seperti yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, dan juga PT Pupuk Indonesia.
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga rendah merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan pembiayaan petani. Sebagai salah satu bank milik negara, Bank Mandiri menyalurkan KUR sejak 2008 dengan outstanding hingga Maret 2021 mencapai Rp46,2 triliun kepada 1,94 juta debitur.
Inklusi keuangan juga dilakukan melalui peningkatan akses perbankan melalui Mandiri Agen yang melayani transaksi perbankan seperti pembukaan rekening, setor tunai, tarik tunai, transfer, serta pembayaran atau pembelian.
Baca juga: Infrastruktur luas dan sinergi kunci inklusi keuangan
Khusus untuk dukungan dalam program Pemerintah untuk Mewirausahakan Petani, Bank Mandiri juga telah memberikan CSR berupa pembangunan Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis di tahun 2018 yang sudah dioperasikan sehingga memberikan manfaat kepada petani. Ditambah dukungan akses permodalan dengan KUR, program Kartu Tani untuk saran pembelian pupuk bersubsidi, termasuk juga pembinaan dan pelatihan terpadu.
Melalui skema integratif Agree dari PT Telkom Indonesia, petani dapat mengoptimalkan hasil produksi melalui pengelolaan supply dan demand yang baik, mempermudah penyaluran subsidi, serta mendorong regenerasi petani dengan melahirkan petani milenial.
Sebagai komplementer dari sinergi tersebut, PT Pupuk Indonesia (Persero) juga memberikan pendampingan lengkap hulu-hilir pertanian pada kegiatan on farm dan off farm melalui program Agrosolution.
Baca juga: Menko Airlangga paparkan strategi akselerasi inklusi keuangan
Pada kegiatan on farm, petani Agro Solution mendapatkan produk agro input berkualitas seperti pupuk non-subsidi dan obat-obatan, serta pengawalan teknologi dan bimbingan teknis. Sedangkan pada kegiatan off farm berupa akses pemodalan, asuransi, hingga jaminan offtaker hasil panen.
Melalui program ini, Pupuk Indonesia berhasil meningkatkan hasil panen dari rata-rata 5 sampai 6 ton per hektar menjadi 8 sampai 10 ton per hektar.
“Dukungan digitalisasi pada ekosistem pertanian dapat mengangkat harkat hidup dan tingkat ekonomi petani serta memudahkan pengembangan layanan pertanian secara terpadu” tutur Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Sekretaris Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Iskandar Simorangkir pada FGD Sinergi Program Mendukung Inklusi Keuangan bagi Petani Milenial.
Sampai saat ini sudah ada 13 lokasi piloting digitalisasi ekosistem pertanian nasional dan diharapkan jumlahnya akan semakin banyak sehingga tujuan program untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengembangkan sektor pertanian dapat segera tercapai.
Baca juga: Indonesia perlu lebih banyak agripreneur dan petani milenial
Baca juga: Tiga strategi bisnis agar milenial jatuh hati menjadi pengusaha tani
Presiden Joko Widodo selaku Ketua Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) menekankan untuk memprioritaskan perluasan dan kemudahan akses layanan keuangan formal melalui layanan keuangan digital bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya kelompok penerima manfaat usaha mikro kecil (UMK), petani, nelayan, dan masyarakat berpenghasilan rendah sesuai amanat Perpres No 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Pada tahun 2020, indeks inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 81,4 persen, lebih tinggi dari tahun 2019 yang mencapai 76,19 persen. Hal ini sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh DNKI dalam pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024.
Jika dilihat dari struktur lapangan kerja pada Agustus 2020 sebanyak 29,76 persen pekerja bekerja di sektor pertanian. Namun hanya sekitar 8 persen yang merupakan petani muda (generasi milenial). Padahal jika dilihat dari struktur umur, penduduk Indonesia didominasi oleh generasi milenial (25,87 persen) dan generasi Z (27,94 persen).
Baca juga: Pupuk Indonesia perkenalkan inovasi digital di Hannover Messe 2021
Baca juga: Pupuk Indonesia sosialisasikan penggunaan pupuk presisi pada petani
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: