Rupiah menguat seiring tertekannya imbal hasil obligasi AS
6 Mei 2021 10:08 WIB
Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Jumat (6/11/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat seiring tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
Pada pukul 10.00 WIB, rupiah menguat 42 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.393 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.435 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjensdra di Jakarta, Kamis mengatakan rupiah mungkin bisa menguat hari ini mengikuti sentimen positif pelaku pasar global terhadap aset berisiko. Pagi ini, terlihat indeks saham Asia menguat.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 22 poin
"Sentimen didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi global. Selain itu, dukungan juga datang dari imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga tertekan di bawah 1,6 persen," ujarnya.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,57 persen setelah data private payroll menunjukkan peningkatan sebesar 742.000 dari sebelumnya 565.000 pada April, tetapi sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 800.000.
"Tapi di sisi lain, penguatan rupiah mungkin akan tertahan dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua akan tertahan karena penurunan konsumsi akibat larangan mudik," ujarnya.
Baca juga: Rupiah ditutup melemah tipis di tengah beragamnya mata uang regional
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.380 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.430 per dolar AS.
Pada Rabu (5/5) lalu, rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.435 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.430 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah pascapernyataan "hawkish" Menteri Keuangan AS
Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 10 poin
Pada pukul 10.00 WIB, rupiah menguat 42 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.393 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.435 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjensdra di Jakarta, Kamis mengatakan rupiah mungkin bisa menguat hari ini mengikuti sentimen positif pelaku pasar global terhadap aset berisiko. Pagi ini, terlihat indeks saham Asia menguat.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 22 poin
"Sentimen didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi global. Selain itu, dukungan juga datang dari imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga tertekan di bawah 1,6 persen," ujarnya.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,57 persen setelah data private payroll menunjukkan peningkatan sebesar 742.000 dari sebelumnya 565.000 pada April, tetapi sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 800.000.
"Tapi di sisi lain, penguatan rupiah mungkin akan tertahan dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua akan tertahan karena penurunan konsumsi akibat larangan mudik," ujarnya.
Baca juga: Rupiah ditutup melemah tipis di tengah beragamnya mata uang regional
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.380 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.430 per dolar AS.
Pada Rabu (5/5) lalu, rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.435 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.430 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah pascapernyataan "hawkish" Menteri Keuangan AS
Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 10 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: