Jakarta (ANTARA) - Kemarin 34 warga di Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, keracunan setelah minum es cendol yang dijajakan pedagang keliling dan gempa dengan magnitudo 5,8 terjadi di wilayah Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat.

Selain itu ada warta mengenai jutaan warga yang nekat mudik dan kondisi ruang perawatan rumah sakit yang bisa disimak kembali dalam rangkuman berita berikut.

Warga Jampangtengah Sukabumi keracunan es cendol

Sebanyak 34 warga di Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, keracunan setelah mengonsumsi es cendol yang dijajakan oleh pedagang keliling.

"Ada 34 warga yang mengalami gejala keracunan. Kejadian ini setelah mereka menikmati es cendol dari penjual es keliling," kata Camat Jampangtengah Sabar Suko.

Gempa bermagnitudo 5,7 di Mentawai tak berpotensi tsunami

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,7 terjadi pada Rabu pukul 08.24.35 WIB di wilayah Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

18,9 juta orang masih nekat mudik

Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan bahwa sekitar 18,9 juta orang atau tujuh persen dari penduduk Indonesia nekat ingin mudik Lebaran meski pemerintah memberlakukan larangan mudik untuk menekan risiko penularan virus corona.

"Tujuh persen dari 270 juta penduduk kita sangat besar, sekitar 18,9 juta orang. Tugas kita adalah mengurangi angka ini sekecil mungkin," ujar Don.

PDPI: Unit perawatan intensif di rumah sakit vertikal dan BUMN penuh

Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan melaporkan bahwa unit perawatan intensif di rumah sakit vertikal maupun rumah sakit milik badan usaha milik negara sudah penuh.

"Situasi rumah sakit saat ini sebenarnya relatif landai, tapi grafiknya bukan ada di bawah, tapi bukan juga melonjak. Tepatnya ada potensi lonjakan yang berlangsung sejak April," katanya.

PBNU: Silaturahim virtual tidak mengurangi nilai dan esensi

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faisal Zaini mengatakan bahwa silaturahim via virtual semasa pandemi COVID-19 tidak mengurangi nilai dan esensi dari silaturahim pada perayaan Idul Fitri. "Sebab yang utama adalah menyambung rasa kasih sayang," kata Helmy.