Solo (ANTARA News) - Rata-rata konsumsi susu penduduk Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia, demikian Kepala Sub Bidang Agro Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah Listiyati Purnomo pada sebuah diskusi di Solo, Jumat.

Dia mengungkapkan, rata-rata konsumsi susu Indonesia baru 6,5 liter/kepala/tahun, sementara Thailand 21/liter/kepala/tahun dan Malaysia 20 liter/kepala/tahun.

Kebutuhan susu secara nasional sendiri mencapai 4,5 juta liter/hari, namun produksi susu saat ini baru memenuhi 1,4 juta liter/hari.

"Ini menunjukkan peluang usaha susu masih terbuka lebar, karena dari kebutuhan susu nasional 70 persen masih impor dan 30 persen produksi dalam negeri," kata Listiyati.

Sementara Manajer Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Tengah Hidayat mengatakan produksi susu Jateng dan Yogyakarta adalah 40 ribu liter/hari dipasarkan ke Indolakto, 130 ribu liter ke PT Bendera, 30 ribu liter ke PT Sari Husada, dan 14 ribu liter ke Cita Nasional.

Menyinggung tata niaga susu Jawa Tengah, Taufik mengatakan kondisinya carut marut karena ada broker susu yang dapat menerima susu dari mana saja dan syarat penerimaan yang mudah.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, lanjutnya, perlu ada standar penerimaan susu dengan tolok ukur kondisi sebenarnya di lapangan.

"Broker susu asal Jawa Timur tidak bisa ambil susu asal Jawa Tengah dan dipersilakan langsung ke Jakarta dan industri perusahaan susu memberikan tambahan kuota susu ke koperasi Jawa Tengah atau lainnya yang legal," katanya. (*)

J005/M028/AR09