Baca juga: Kemenperin dorong produsen batik terapkan industri hijau
Dari 600 kios di Pasar Grosir Batik Setono, saat ini sudah 40 persen kios yang melakukan transisi penjualan dari konvensional ke daring.
Baca juga: LPEI terus salurkan pembiayaan dukung UMKM berorientasi ekspor
"Biasanya para pembeli online itu pernah datang ke sini, mereka pesan barang lewat aplikasi, lalu kami kirim ke alamat mereka," kata Rozakon.
Berdasarkan pantauan di lapangan, suasana Pasar Grosir Batik Setono tampak lengang. Kawasan parkiran pasar yang berada dekat pintu keluar Tol Batang-Pekalongan juga terlihat sepi.
Bahkan beberapa kios ada yang tutup untuk mengurangi beban operasional usaha.
"Transisi penjualan dari konvensional menjadi daring membuat pedagang batik tak lagi mengandalkan pembeli yang datang berbelanja langsung. Pembeli bisa datang dari mana saja lewat ponsel mereka," kata Rozakon.
Dalam upaya memaksimalkan penjualan daring, Pasar Grosir Batik Setono akan menggunakan metode pembayaran digital melalui aplikasi QRIS, sehingga pembeli tidak perlu ribet membawa uang fisik saat berbelanja langsung ke pasar grosir batik cukup pindai berkode, pembayaran selesai.