Surabaya (ANTARA News) - Kopi berasa eksotik asli Indonesia berpotensi menguasai pasar internasional seiring meningkatnya peminat komoditas tersebut di berbagai negara.

"Potensi yang bisa dibidik pengusaha kopi berasa eksotik itu di antaranya pasar China dan Timur Tengah. Apalagi, sampai sekarang kedua pasar di sana sama-sama memiliki populasi besar dan belum tergarap maksimal," kata Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jatim Ichwan Nur Sidik di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, dibukanya keran perdagangan internasional melalui perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) sejak 1 Januari 2010 justru meluaskan jaringan bisnis pengusaha kopi lokal.

"Apalagi selama ini ekspor kopi domestik hanya menyebar ke beberapa negara seperti Jepang, Italia, dan Malaysia," ujarnya.

Mengenai realisasi ekspor Jatim, ia menyebutkan, pada semester I 2010 mencapai 36.860 ton. Dari pencapaian volume ekspor itu, pasar Jepang menyumbang 19 persen, Italia 12,2 persen, dan Malaysia 11,14 persen, sementara sisanya meluas di beberapa negara lain.

"Akan tetapi, pada periode sama atau selama semester I 2010 ekspor kopi ke China hanya sekitar 100 ton," katanya.

Untuk itu, ia meyakini prospek perluasan pasar ekspor ke China sangat bagus mengingat di sana sedang gencar meningkatkan pembangunan seperti mendirikan cafe.

"Bertumbuhnya bisnis cafe di China menyusul kian banyaknya anak muda yang meminati kopi eksotik," katanya.

Ia optimistis, dengan peningkatan pembangunan cafe di China dapat menumbuhkan angka ekspor kopi Jatim ke sana pada semester II 2010 menjadi 120 ton.

"Pencapaian tersebut dapat terwujud, jika pebisnis kopi domestik bisa memasuki pasar di sana dengan strategi bisnis yang berbeda dibandingkan pengusa lain. Akan tetapi, mereka harus tetap cermat menangkap keinginan pasar," katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisna Mukti membenarkan, potensi ke pasar China bagus khususnya untuk kopi eksotik.

Ragam komoditas tersebut di antaranya kopi luwak, kopi mandailing, kopi toraja, dan kopi gayo.

"Potensi ekspor kopi nasional mencapai sekitar 50.000 ton per tahun. Kalau pasar China yang dapat dibidik sebanyak 350 juta orang," katanya.

Ia melanjutkan, besarnya permintaan pasar di China banyak disumbang oleh kalangan anak muda. Mereka sangat tertarik dengan ritual menyiapkan kopi misalnya saat menikmati kopi luwak.

"Umumnya, ritual tersebut dianggap mirip dengan tradisi penyajian teh Jepang," katanya.
(ANT/A024)