Timika (ANTARA) - Abelom Kogoya selaku kepala Suku di Kampung Kimak, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua mengajak serta mengimbau warganya untuk tidak terprovokasi dengan berbagai ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok teroris di wilayah itu akhir-akhir ini.

Ditemui Tim Satgas Binmas Noken Polri di Kimak, Selasa, Abelom mengaku sempat diancam akan ditembak mati oleh komplotan KKB pimpinan Numbuk Telenggen. Namun, hal itu tidak menciutkan nyali Abelom.

"Masyarakat harus tetap tenang, tidak terpengaruh maupun terprovokasi oleh ulah KKB karena aparat TNI/Polri senantiasa siap menjaga keamanan warga di Papua," kata Abelom.

Pada Selasa siang sejumlah personel Satgas Binmas Noken Polri menyambangi Kampung Kimak, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak dan menggelar tatap muka dengan warga setempat.

Kampung Kimak diketahui pernah diserang oleh KKB yang kini dikategorikan sebagai kelompok teroris.

Tokoh agama setempat, Pendeta Menaser Labene, menuturkan bahwa KKB juga sempat mengusik ketenangan warga yang bermukim di wilayah Muara, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak.

Akibat kehadiran KKB itu, warga Kampung Muara meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi sementara pada rumah sanak keluarga mereka di kampung-kampung terdekat, seperti Kampung Paluga, Kampung Kimak, dan Kampung Kago.

Baca juga: Kapolda Papua: Penegakan hukum sampai Kabupaten Puncak bersih dari KKB
Personel Satgas Binmas Noken Polri bersama Pendeta Menaser Labene selaku tokoh agama di Kampung Kimak, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak. ANTARA/HO-Humas Satgas Nemangkawi



Baca juga: Polri pastikan isu teror oleh KKB telah diantisipasi aparat

Pada Ahad (2/5) malam, kelompok teroris dilaporkan membakar gedung SD Mayuberi, perumahan guru, gedung lama puskesmas, serta merusak fasilitas jalan dan jembatan yang menghubungkan kampung-kampung terdekat.

Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri yang dimintai tanggapannya terkait dengan informasi adanya pengungsian warga di Kabupaten Puncak mengatakan bahwa pihaknya akan mengecek kebenaran informasi tersebut.

"Kami cek dahulu kebenaran informasinya. Jangan sampai informasi itu bohong atau hoaks. Karena sebelumnya beredar foto-foto pengungsian warga di media sosial, ternyata itu foto-foto lama saat terjadi pengungsian warga Banti dan Kimbeli Tembagapura pada tahun 2017 karena kampung mereka diduduki oleh KKB," kata Irjen Pol. Fakhiri di Timika, Selasa.