Jakarta (ANTARA News) - Mantan Pangkostrad Letjen (Purn) TNI, Kemal Idris meninggal dunia pada Rabu dinihari, di Rumah Sakit Abdi Waluyo, dalam usia 87 tahun.
Jenazah berada di rumah duka di Jalan Duta Indah I No 11, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Kakak ipar saya meninggal sekitar pukul 03.30 WIB di RS Abdi Waluyo karena komplikasi dan infeksi paru-paru," kata adik ipar Almarhum Kemal, Kurie Alim kepada ANTARA.
Rencananya sekitar pukul 10.30 WIB, jenazah akan disemayamkan di pemakaman keluarga di Citapen, Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Tokoh Petisi 50 itu lahir pada 10 Februari 1923. Ia tentara yang
dibesarkan oleh satuan militer Jawa Barat, Siliwangi.
Dia pulalah yang mengajak mantan opsir Belanda H.J.C. Princen untuk
bergabung ke pihak pejuang Indonesia. Walaupun Kemal pernah menjadi
diplomat dan pengusaha, titik berat perjalanan
hidupnya di bidang militer.
Karirnya bermula dari pemuda Seinendan pada zaman Jepang dan
berakhir sebagai jenderal TNI Angkatan Darat.
Sepanjang karier militernya, posisinya yang paling penting adalah
ketika pada 1967 dipercaya menjadi Pangkostrad. Di situ dia berperan
besar dalam mendukung gerakan mahasiswa yang menentang Orde Lama.
Mantan Pangkostrad Letjen TNI (purn) Achmad Kemal Idris juga
merupakan mantan Pangkowilhan dan Dubes RI untuk Yugoslavia merangkap
Yunani. Ia juga dijuluki "Jenderal Sampah" karena setelah pensiun
mengelola usaha penanggulangan sampah.
Buku tentang kehidupan Kemal Idris pernah ditulis oleh H Rosihan
Anwar bersama Ramadhan KH, Ray Rizal, dan Din Madjid dan diterbitkan
Pustaka Sinar Harapan, 1996.
Buku itu berjudul "Bertarung dalam Revolusi" yang berisi memoar
Kemal Idris. Buku itu dipersembahkan sebagai syukur atas HUT ke-50
perkawinannya dengan sang istri, Herwinur Bandiani Singgih Kemal, yang
jatuh pada 13 Juli 1996.
(ANT/A038)
Kemal Idris Tutup Usia
28 Juli 2010 10:41 WIB
Mantan Pangkostrad Letjen (Purn) TNI Kemal Idris (ANTARA News/ist)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: