Surabaya (ANTARA News) - Anomali cuaca mempengaruhi pola melaut para nelayan di Jawa Timur seiring kekhawatiran terhadap tingginya gelombang air laut yang melebihi batas kewajaran.

"Saat gelombangnya besar, otomatis para nelayan tidak berani menangkap ikan di laut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, Kardani, di Surabaya, Rabu.

Ia mencontohkan, kini jumlah kapal yangmelakukan penangkapan ikan turun menjadi 200 kapal. Padahal, ketika kondisi cuaca normal dan tidak berubah - ubah seperti sekarang bisa ada 500 kapal yang melaut.

"Situasi ini sangat berpengaruh bagi produk perikanan tangkap. Namun, sampai sekarang kami belum mengetahui jumlahnya. Apalagi, perubahan musim baru terjadi pada beberapa hari terakhir," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, iamengalokasikan bantuan dana tanggap darurat yang berasal dari Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat.

"Kalau bantuan dana tanggap darurat pada tahun 2010, belum turun dari Pemerintah Pusat karena kami baru mengajukannya tahun ini," katanya.

Saat ini sudah disalurkanbantuan dana tanggap darurat tahun 2009. Bantuan pemerintah tersebut berupa beras sebanyak 0,4 kilogram per jiwa per hari dan diberikan selama 16 hari.
(ANT/A024)