Jakarta (ANTARA News) - Saat seorang anak baru gede (ABG) memenuhi hasrat ingin tahu mengenai hubungan asmara antara perempuan-laki-laki, maka ibu dan ayah serta gurunya di sekolah mewanti-wanti agar tidak mengintip atau mencicipi sekerat buah terlarang di Taman Eden bernama adegan mesum atau adegan ciuman.
Korps orangtua di ruman bersama pasukan guru di sekolah melayangkan kalimat-kalimat pamungkas, "Jika engkau menginjak dewasa dan mengetahui apa yang saya ketahui, engkau akan menyepakati bahwa apa yang telah dan terus saya minta agar engkau lakukan pada akhirnya baik untuk dirimu di kemudian hari."
Boleh-boleh saja segerombolan ABG melayangkan pertanyaan kritis agar tidak mengesankan mereka bukan terlahir dan bukan terbesarkan dari generasi yang membebek, apalagi generasi asal bapak senang (ABS).
Mereka bertanya, "Soal adegan mesum dan adegan ciuman, bukankah paradoks kehidupan berbunyi bahwa menerima segala resiko merupakan syarat mendapatkan kegembiraan dan petualangan."
Bisa jadi pertanyaan itu terbit setelah menyaksikan adegan demi adegan film layar lebar When Harry Met Sally. Dikisahkan bahwa tokoh Sally memeragakan lima kata syuur "talking sex and thinking sex" ketika berlangsung makan malam.
Sontak, Harry bersama rekan-rekan dekatnya terkaget-kaget dengan aksi tubuh super-nakal dari Sally. Pesannya, bahasa tubuh tidak menipu.
Bukankah pandangan mata adalah singgasana hati. Dan lontaran kritik bagi ABG sekarang ini, perbanyak saling bertemu dan bergaul bersama teman-teman, bukan bercumbu dengan bahasa gaul lewat layanan pesan singkat (SMS). Mengatakan "I Love you" lebih afdol bila menuturkannya dalam pandangan mata.
Nah, kalau mata menonton adegan demi adegan dari video "mirip" Nazril Irham atau Ariel Peterpan, Luna Maya, dan Cut Tari, apa jadinya? Kalau media cetak dan media elektronik mementaskan aksi baku cium vokalis pop Krisdayanti (KD) bersama kekasihnya Raul Lemos pada Rabu (21/7), apa jadinya?
Ketika menoyor video Ariel, Kejaksaan Agung merepons dengan mengatakan sudah menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) Ariel Peterpan, Luna Maya, dan Cut Tari. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Didiek Darmanto, di Jakarta, Senin menyatakan penyerahan berkas tahap pertama Ariel pada 23 Juli 2010.
Ketika membonggol adegan ciuman KD, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, menyesalkan tayangan televisi itu. "Tayangan di televisi itu, yang melihat bukan orang dewasa saja, tetapi anak-anak," katanya setelah menghadiri peringatan Hari Anak nasional di Solo.
Dengan mengambil momen hari anak nasional, KD buru-buru menghaturkan permohonan maaf. "Di Hari Anak Nasional ini, saya tujukan kepada anak-anak Indonesia dan orangtua di Indonesia bahwa hari ini saya memohon agar dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," katanya dalam jumpa pers di kantor kuasa hukumnya, Elsie Lontoh, Jakarta Pusat, Jumat (23/7), sebagaimana dikutip dari laman Kompas.
"Saya juga mewakili Raul, saya ingin cepat-cepat menjelaskan bahwa yang saya lakukan tidak bermaksud menyakiti siapa pun dan itu adalah reaksi seorang perempuan yang sedang jatuh cinta," ulasnya. "Ya itulah refleks. Itu hanya kecupan yang dieksploitasi dengan narasi. Saya tidak tahu akan ada reaksi seperti ini," lanjutnya.
Palu godam hukum yang dihadapi Ariel Peterpan, Luna Maya, dan Cut Tari siap diacungkan kemudian dijatuhkan. Sementara, pintu maaf telah dimintakan dari KD kepada publik dengan dicantolkan hari anak nasional. Kedua kasus itu sama-sama menohok diskursus seputar seksualitas.
Getar dari gerak Sally begitu membetot serabut syaraf seksualitas karena tubuh menuntut pembebasan dari belenggu pemaknaan serba represif.
Kalau mata menyaksikan adegan demi adegan video Ariel dan ciuman KD bersama kekasihnya, maka bukan sebatas mata yang melihat melainkan seluruh tubuh bersama akal budi bekerja mencerap kata syuur "talking sex and thinking sex". Di mana hatimu berada, di situ akal budimu bersemayam.
Filsuf Michel Foucault dalam bukunya "History of Sexuality" menuturkan segala sesuatu yang menyentuh diskursus soal seksualitas tampil sebagai anak sah dari modernisme yang menuntut jawaban dari pertanyaan kritis, "mengapa ini dilarang, itu dibolehkan?"
Di satu pihak, mengapa "silence about sex" dikampanyekan? Di lain pihak, diberlakukan standar ganda dalam kehidupan seksual yang kerapkali dipandang sebagai hasil ciptaan jaman Victoria di Inggris? Sementara, avonturisme seksual dalam banyak budaya dipandang sebagai ciri khas dari maskulinitas.
Dari sinema klasik, James Bond banyak mendapat fans karena mementaskan heroisme seksual di hadapan para perempuannya. Sebaliknya, avonturisme seksual yang diperankan kaum perempuan hampir-hampir direspons sebagai sesuatu yang dipandang aib. Seksualitas merupakan sesuatu yang ditemukan, dibentuk dan diubah. Paradoksal?
Kalau saja para ABG ditoyor video Ariel dan adegan ciuman KD, maka para orangtua dan para guru serta pendidik perlu mengkampanyekan secara dialogis tiga soal, yakni hubungan seksual dan cinta, hubungan orangtua-anak dan pesona persahabatan.
Berbicaralah dengan sejuta contoh bagi para ABG mengenai persahabatan yang murni (pure relationship) dengan dilandasi saling percaya.
Berbicaralah mengenai sisi positif dari persahabatan bahwa paling baik jika orang tidak menyembunyikan begitu banyak hal di hadapan sahabatnya. Kepercayaan dibangun, kepercayaan tidak dapat diandaikan begitu saja. Tidak ada demokrasi dalam persahabatan yang dapat berlangsung dan berjalan tanpa saling menaruh kepercayaan.
(A024/ART)
Menoyor Video Ariel dan Ciuman KD
27 Juli 2010 20:30 WIB
Tari, Ariel dan Luna (ANTARA/Ist)
Pewarta: A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010
Tags: