Gianyar (ANTARA News) - Sebanyak 82 "sawe" atau mayat diikutkan dalam tradisi ngaben atau pembakaran mayat secara massal periode tiga tahunan di Desa Pekraman Lembeng Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.

"Tradisi ngaben massal ini sudah kami lakukan 19 kali dan dilangsungkan setiap tiga tahun sekali sejak tahun 1953," kata ketua panitia upacara ngaben massal I Made Moja didampingi Bendesa Adat Lembeng I Ketut Kertayasa di Gianyar, Selasa.

Kegiatan upacara ngaben massal yang puncaknya dilaksanakan pada Jumat, 30 Juli 2010 ini, kata Moja, diikuti puluhan sawe yang tersebar di tiga banjar, yakni Banjar Akte, Banjar Jayakarta dan Banjar Luglug.

"Semua banjar ini tergabung menjadi satu di Desa Pekraman Lembeng. Masyarakat sangat kompak untuk menggelar upacara ngaben secara bersama-sama seperti ini," katanya menjelaskan.

Ia menambahkan bahwa pada ngaben massal di tahun 2010 ini, setiap warga yang memiliki keluarga sudah meninggal dikenakan biaya Rp7 juta.

"Persiapan ngaben massal ini sudah kami lakukan sejak dua bulan yang lalu hingga pelaksanaan upacara sekarang ini," ucapnya.

Saat ini, kata Moja, jalan di Desa Pekraman tersebut dialihkan ke jalur lain, sehingga masyarakat yang menggunakan jalan di Desa Pekraman ini tak tertanggu dengan kegiatan ngaben massal.

"Sampai saat ini ngaben massal berjalan sebagaimana biasa, tak ada pengguna jalan yang mengeluhkan penutupan jalan ini karena kami memberikan jalur alternatif kepada warga masyarakat," ucapnya.

Pada puncak acara ngaben massal nanti, kata Moja, akan dipimpin oleh tiga pedanda, yakni Ida Pedanda Griya Anyar, Ida Penanda Griya Babakan dan Ida Pedanda Griya Timbul, Sanur.

"Ngaben massal ini kami lakukan sebagai bentuk rasa kebersamaan kami antarsesama warga, selain tentunya memberikan keringanan biaya kepada warga yang kurang mampu dibandingkan dengan menggelar ngaben sendiri-sendiri," ujarnya.
(ANT/A024)