Sungailiat, Bangka (ANTARA News) - Sebanyak 400 karyawan harian lepas yang tergabung dalam Forum Persatuan Tenaga Outsourcing (FPTO) PT Timah Provinsi Bangka Belitung (Babel) berunjukrasa mempertanyakan kejelasan status mereka.

"Kami hanya meminta kejelasan status dan meminta agar upah kerja disamakan dengan karyawan tetap," kata Ketua Forum Persatuan Tenaga Outsourcing PT Timah Eko Setiawan di Sungailiat, Senin.

Ia mengatakan, selain itu juga FPTO menilai PT Timah kembali melakukan perekrutan Pekerja Kasar Waktu Tertentu (PKWT) secara tidak transfaran, sedangkan bagi pekerja outsourching yang lama tidak diikutsertakan.

"Kami meminta kepada PT Timah dalam perekrutan karyawan untuk mengikutsertakan para pekerja tenaga outsourcing yang lama melalui jalur tes khusus, untuk menjadi karyawan tetap PT Timah sama seperti pengangkatan pada tahun lalu," ujarnya.

Ia menjelaskan, dari 400 tenaga outsourching PT Timah ini, rata-rata telah mengabdi selama tiga hingga tujuh tahun, namun belum ada kejelasan kepastian status.

"Rata-rata kami bekerja sudah tiga hingga tujuh tahun, namun selama itu pula status kami tidak ada kejelasan," ujarnya.

Menurut dia, aksi damai yang dilakukan oleh karyawan outsourching Sungailiat ini adalah aksi damai yang pertama kali dilakukan.

"Ini merupakan aksi damai yang pertama kali dilakukan seluruh karyawan lepas bagian bengkel PT Timah," katanya.

Setelah melakukan orasi, tujuh orang perwakilan dari Forum Persatuan tenaga outsourcing PT Timah, menemui Kepala Balai Karya Air Kantung Sungailiat dan ditangani oleh pihak Koperasi Karyawan Timah Sungailiat (Kokartis).

Tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Kepala Balai Karya Air Kantung Sungailiat, para karyawan melanjutkan orasinya ke Kantor Koperasi Karyawan Timah Sungailiat (Kokartis).

(ANT/S026)