Presiden: Manfaatkan pandemi untuk koreksi total pendidikan Indonesia
2 Mei 2021 20:39 WIB
Dokumentasi - Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Mendikbud Nadiem Makarim (kiri) memberi sambutan saat meninjau pemberian vaksinasi COVID-19 kepada guru dan tenaga pendidikan di SMA Negeri 70 Bulungan , Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2021). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Lukas/aa.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kondisi pandemi COVID-19 dapat dimanfaatkan untuk mengoreksi total dan mengevaluasi sistem pendidikan di Indonesia.
“Dan kondisi pandemi harus kita manfaatkan untuk mengevaluasi, mengoreksi total dunia pendidikan kita,” kata Presiden dalam siniar (podcast) Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021 yang ditayangkan Sekretariat Presiden, Minggu, di Jakarta.
Presiden berharap pandemi tidak menjadi penghalang bagi masyarakat untuk maju. Cita-cita bangsa untuk mencapai kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul melalui pendidikan harus terus diupayakan.
“Agar pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat benar-benar dirasakan rakyat kita dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote semua merasakan,” kata Kepala Negara.
Di tengah tantangan pandemi ini, menurut Presiden, para tenaga pendidik dan juga pelajar harus menggunakan cara-cara baru yang inovatif agar tetap memeroleh pengajaran yang berkualitas. Jika pendidikan masih menggunakan cara-cara lama, maka Indonesia akan tertinggal.
“Perlu cara-cara baru, digital, hybrid, dan kita harus cepat adaptasi, harus adaptif, kreatif dan ada inovasi terus,” katanya.
Dengan sistem hybrid itu pula, pembelajaran jarak jauh digulirkan agar pendidikan terus berlanjut, namun dapat mencegah penularan COVID-19. Tantangannya, kata Presiden, adalah memastikan seluruh pembelajaran tersampaikan dengan baik, terutama untuk jenjang pendidikan dasar.
“Dan guru dituntut untuk betul-betul kreatif dan inovatif,” kata Presiden.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim sependapat dengan Presiden Jokowi.
Menurut dia memang perlu ada perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
“Karena pandemi menjadi jauh lebih jelas,” katanya.
Ia mencontohkan beberapa aspek pendidikan yang perlu dibenahi, yakni kesenjangan digital, akses internet yang tidak merata, dan akses terhadap guru berkualitas yang tidak merata.
“Perlu ada perubahan di pendidikan kita,” demikian Nadiem Makarim.
Baca juga: PBB: Dunia sedang menghadapi "bencana generasi" dalam pendidikan
Baca juga: Presiden berharap pendidikan tatap muka bisa dilakukan semester II
Baca juga: PGRI: Keselamatan peserta didik harus prioritas utama di "normal baru"
Baca juga: Anies: Pendidikan adalah penumbuhan karakter termasuk respon COVID-19
“Dan kondisi pandemi harus kita manfaatkan untuk mengevaluasi, mengoreksi total dunia pendidikan kita,” kata Presiden dalam siniar (podcast) Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021 yang ditayangkan Sekretariat Presiden, Minggu, di Jakarta.
Presiden berharap pandemi tidak menjadi penghalang bagi masyarakat untuk maju. Cita-cita bangsa untuk mencapai kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul melalui pendidikan harus terus diupayakan.
“Agar pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat benar-benar dirasakan rakyat kita dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote semua merasakan,” kata Kepala Negara.
Di tengah tantangan pandemi ini, menurut Presiden, para tenaga pendidik dan juga pelajar harus menggunakan cara-cara baru yang inovatif agar tetap memeroleh pengajaran yang berkualitas. Jika pendidikan masih menggunakan cara-cara lama, maka Indonesia akan tertinggal.
“Perlu cara-cara baru, digital, hybrid, dan kita harus cepat adaptasi, harus adaptif, kreatif dan ada inovasi terus,” katanya.
Dengan sistem hybrid itu pula, pembelajaran jarak jauh digulirkan agar pendidikan terus berlanjut, namun dapat mencegah penularan COVID-19. Tantangannya, kata Presiden, adalah memastikan seluruh pembelajaran tersampaikan dengan baik, terutama untuk jenjang pendidikan dasar.
“Dan guru dituntut untuk betul-betul kreatif dan inovatif,” kata Presiden.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim sependapat dengan Presiden Jokowi.
Menurut dia memang perlu ada perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
“Karena pandemi menjadi jauh lebih jelas,” katanya.
Ia mencontohkan beberapa aspek pendidikan yang perlu dibenahi, yakni kesenjangan digital, akses internet yang tidak merata, dan akses terhadap guru berkualitas yang tidak merata.
“Perlu ada perubahan di pendidikan kita,” demikian Nadiem Makarim.
Baca juga: PBB: Dunia sedang menghadapi "bencana generasi" dalam pendidikan
Baca juga: Presiden berharap pendidikan tatap muka bisa dilakukan semester II
Baca juga: PGRI: Keselamatan peserta didik harus prioritas utama di "normal baru"
Baca juga: Anies: Pendidikan adalah penumbuhan karakter termasuk respon COVID-19
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: