Jakarta (ANTARA News) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat mencatat sejak awal tahun 2010 sudah terjadi 13 kali kebakaran yang disebabkan karena kebocoran tabung gas elpiji di wilayah tersebut.

Kasie Operasional Sudin Damkar dan PB Jakarta Barat, Endang Choiruddin menuturkan kejadian itu membuat 14 orang luka bakar berat dan sembilan luka bakar ringan.

"Kasus ledakan di Tanjung Duren Selatan merupakan kasus dengan korban terbanyak," kata Endang Choirudin di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, ledakan tabung gas yang melukai 10 warga dan menghanguskan sebuah rumah kontrakan di Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, menambah panjang daftar kasus ledakan tabung gas ukuran tiga kilogram.

"Sejak Bulan Januari-Juli 2010 kurang lebih telah terjadi 13 kali kebakaran yang disebabkan kebocoran tabung gas 3 kilogram," katanya.

Rentetan ledakan gas elpiji sepanjang Bulan Januari hingga Juli 2010 mengakibatkan 14 orang luka bakar berat dan sembilan orang luka bakar ringan. Kerugian yang ditimbulkan diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

"Kasus di Tanjung Duren Selatan yang memakan korban luka terbanyak. Sementara kasus di tempat lain hanya sampai dua orang," ujar Endang.

Kasus meledaknya gas elpiji 3 kilogram di Tanjung Duren Selatan ini, seperti kasus serupa terjadi di Meruya Selatan Kecamatan Kembangan dan Kedaung Kaliangke Kecamatan Cengkareng beberapa bulan yang lalu.

Sementara itu, Lurah Tanjung Duren Selatan, Hasyim mengatakan korban gas elpiji di Jalan Mandalika 1, Tanjung Duren tinggal di satu rumah kontrakan.

Rata-rata mereka pedagang bubur ayam yang hendak menyiapkan dagangannya. Sebanyak 10 korban yang dirawat di RS Sumber Waras akan dikoordinasikan dengan pihak Pertamina terkait dengan bantuan biaya medis.

"Kita sedang mendata untuk disampaikan ke Pertamina untuk meminta bantuan biaya perawatan terhadap korban ledakan elpiji," ujarnya.(ANT009/Z003)