Padang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Padang mengungkap alasan mengapa ada orang yang sudah divaksinasi COVID-19 hingga dua kali namun masih bisa terjangkit virus corona baru itu.

"Yang perlu dipahami vaksinasi adalah upaya untuk menghentikan pandemi namun vaksin sifatnya personal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Ferimulyani Hamid di Padang, Minggu.

Ia menjelaskan vaksin merupakan virus yang telah dimatikan kemudian dimasukkan ke dalam tubuh untuk membentuk sel memori dan reaksi masing-masing individu akan berbeda.

Baca juga: Seorang warga terjaring operasi yustisi di Padang reaktif COVID-19

"Kenapa ada yang sudah divaksin tetap bisa terpapar, artinya sel memorinya belum cukup tumbuh di tubuh untuk memakan virus yang masuk," kata dia.

Ia mengemukakan vaksin baru akan efektif kalau sudah terjadi kekebalan kelompok atau masyarakat dengan syarat 70 persen warga sudah divaksin dua kali sehingga yang tidak divaksin bisa dilindungi secara otomatis.

Baca juga: Komunitas Tionghoa fasilitasi vaksinasi ribuan lansia di Padang

"Oleh sebab itu menjelang kekebalan kelompok terbentuk orang yang sudah divaksin tetap harus menaati protokol kesehatan yaitu memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak," kata dia.

Kemudian saat ada orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 ada yang dengan gejala dan ada yang tanpa gejala hal itu sifatnya juga individual.

Baca juga: 52 nakes lansia lakukan vaksinasi COVID-19 di RSUD M Djamil Padang

"COVID-19 adalah penyakit dengan 1.000 wajah, 80 persen warga Padang yang terinfeksi tanpa gejala," kata dia.

Akan tetapi yang ditakutkan adalah orang yang terjangkit COVID-19 tanpa gejala namun tidak diketahui bahwa ia sudah positif.

"Akhirnya yang bersangkutan bisa menularkan kepada yang lain dan bisa saja yang lain bergejala berat apalagi lansia," ujar dia.

Baca juga: Semen Padang vaksin karyawan antisipasi COVID-19

Ia melihat setiap orang akan berbeda kondisi dan gejala saat terpapar.

"Bagi anak-anak muda yang kekebalan tubuhnya baik akan aman saja namun ketika orang usia lanjut, penyakit penyerta atau sistem imun turun akan berat bagi mereka," kata dia.

Baca juga: Ulama imbau warga Aceh perketat prokes cegah lonjakan COVID-19