Australia larang kedatangan dari India, pelanggar hadapi bui dan denda
Orang-orang yang memakai masker berjalan di kawasan CBD Melbourne di Victoria, Australia, pada 19 Oktober 2020. Setelah lebih dari tiga bulan menerapkan lockdown, metropolitan Melbourne beralih dari pembatasan tahap kedua ke tahap ketiga, dan wilayah Victoria melanjutkan tahap ketiga dengan menerapkan pelonggaran pembatasan lebih lanjut mulai 27 Oktober tengah malam. Seluruh wilayah di Negara Bagian Victoria mencatatkan nol kasus baru COVID-19 maupun kematian terkait COVID-19 selama dua hari berturut-turut pada 27 Oktober. ANTARA FOTO/Xinhua-Bai Xue/hp.
Keputusan keadaan darurat, yang dibuat pada Jumat (30/4) malam, adalah bagian dari langkah-langkah ketat untuk menghentikan pelancong ke Australia dari negara terpadat kedua di dunia karena menghadapi lonjakan kasus COVID-19 dan kematian.
Pembatasan berlaku mulai 3 Mei dan melanggar larangan berisiko terkena hukuman sipil dan hukuman penjara hingga lima tahun, kata Menteri Kesehatan Greg Hunt dalam sebuah pernyataan.
“Hati kami tertuju kepada orang-orang India dan komunitas India-Australia kami. Teman dan keluarga mereka di Australia berada dalam risiko ekstrem. Tragisnya, banyak yang tertular COVID-19 dan banyak, sayangnya, sekarat setiap hari, " kata Hunt..
Pemerintah Australia akan mempertimbangkan kembali pembatasan pada 15 Mei, katanya.
Jumlah kematian akibat virus corona di India melewati 200.000 minggu ini, dan kasusnya mendekati 19 juta - hampir 8 juta sejak Februari - karena varian baru yang ganas telah dikombinasikan dengan kegiatan "penyebar super" seperti demonstrasi politik dan festival keagamaan.
Australia, yang tidak memiliki transmisi komunitas, pada Selasa memberlakukan penangguhan sementara penerbangan langsung dari India untuk mencegah varian COVID-19 yang lebih ganas memasuki negara itu.
Namun, beberapa orang Australia, termasuk pemain kriket Adam Zampa dan Kane Richardson, kembali melalui Doha.
"Pemerintah tidak mengambil keputusan ini dengan mudah. Namun, integritas kesehatan publik dan sistem karantina Australia sangat penting dilindungi dan jumlah kasus COVID-19 di fasilitas karantina dikurangi ke tingkat yang dapat dikelola," kata Hunt.
Australia telah membasmi virus corona dari pantainya setelah menutup perbatasannya untuk nonwarga negara dan penduduk tetap pada Maret 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona baru.
Wisatawan sekarang harus menjalani karantina hotel wajib selama dua minggu dengan biaya sendiri, sistem yang sebagian besar telah membantu Australia untuk menjaga jumlah COVID-19 relatif rendah, dengan lebih dari 29.800 kasus dan 910 kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tahan risiko virus, Australia akan larang penerbangan dari India
Baca juga: Australia pertimbangkan menunda penerbangan dari India
Baca juga: Australia catat kasus COVID-19 lokal pertama dalam 2 pekan
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021