Gunung Merapi mengalami 112 kali gempa guguran
30 April 2021 20:25 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dipotret dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (24/4/2021). Menurut data BPPTKG periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB secara visual Gunung Merapi teramati 4 kali mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1300 m serta 6 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.200 m kearah barat daya. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.)
Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi mengalami 112 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Kamis (29/4), mulai pukul 00:00-24:00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat satu kali gempa awan panas, 18 kali gempa hybrid atau fase banyak serta satu kali gempa embusan.
Berdasarkan pengamatan visual di gunung api aktif itu teramati satu kali awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter ke barat daya dan 20 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.400 meter mengarah ke barat.
Berikutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 0,5 cm per hari.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat satu kali gempa awan panas, 18 kali gempa hybrid atau fase banyak serta satu kali gempa embusan.
Berdasarkan pengamatan visual di gunung api aktif itu teramati satu kali awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter ke barat daya dan 20 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.400 meter mengarah ke barat.
Berikutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 0,5 cm per hari.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: