TKN PSL dan MUI inisiasi Gerakan Sedekah Sampah Indonesia
30 April 2021 11:55 WIB
Tangkapan layar - Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Jumat (30/4/2021). ANTARA/Prisca Triferna.
Jakarta (ANTARA) - Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menginisiasi Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) Berbasis Masjid secara virtual di Jakarta pada Jumat.
Gerakan itu bertujuan untuk memperbaiki tata kelola sampah dan mengajak masyarakat serta komunitas agama untuk mengubah pandangan terkait sampah. Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga terlibat dalam inisiasi gerakan yang dilakukan jelang Lebaran itu.
"Kegiatan sedekah sampah berbasis masjid yang hari ini kita luncurkan bersama-sama merupakan wujud konkret dari kolaborasi berbagai komponen masyarakat," kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Jumat.
Kolaborasi antara TKN PSL bersama MUI, tegas Nani, adalah pendekatan lewat keagamaan untuk menstimulasi pengelolaan sampah secara baik. Diharapkan inisiatif itu dapat menjadi pendekatan baru sebagai platform amal melalui sedekah bagi masyarakat Indonesia dan pengelolaan sampah yang baik.
Baca juga: DPRD Banjarmasin sedekahkan hasil bank sampah bagi disabilitas
Baca juga: Jakarta Utara mampu kurangi sampah non-ekonomis 40 ton
"Inisiatif ini juga memberikan pesan penting bahwa melakukan sedekah tidak semata-mata hanya dapat dilakukan dengan sedekah uang atau harta, namun sampah yang ada di sekitar kita dapat juga menjadi kesempatan untuk semua sebagai upaya untuk bersedekah," katanya.
Salah satu contoh gerakan itu adalah sampah plastik yang tertampung di masjid akan dijual baik ke Bank Sampah maupun pengepul. Hasil dari proses itu dapat menjadi sumber dana untuk aktivitas masjid, serta disalurkan untuk membantu fakir miskin, anak yatim piatu dan janda sekitar lingkungan masjid.
Guna mendukung upaya kampanye itu, dirilis pula Buku Panduan dan Khutbah "Tata Kelola Sampah Menurut Ajaran Islam" sebagai pedoman untuk pengelolaan sampah sesuai dengan perspektif Islam.
Gerakan itu rencananya akan disosialisasikan ke seluruh Indonesia dengan tahap awal dilakukan pada enam masjid yang menjadi percontohan, yaitu Masjid Raya Bintaro Jaya, Masjid Azzikra, Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Masjid Batul Ma'Muur, Masjid Brajan, dan Masjid An-Nazofah.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (PLH dan SDA) MUI Hayu S. Prabowo mengatakan gerakan itu didasari bahwa masih banyak sampah plastik yang dibuang ke laut dan jumlah sampah organik yang dihasilkan Indonesia.
"Di sinilah kita melihat pentingnya umat Islam kita bisa bertindak," kata Hayu, mengingatkan bahwa umat wajib menjaga kebersihan.
Baca juga: Bank sampah Induk Banjarmasin buat layanan jemput sedekah sampah
Baca juga: Wali Kota Tangerang ajak masyarakat sedekah sampah
Gerakan itu bertujuan untuk memperbaiki tata kelola sampah dan mengajak masyarakat serta komunitas agama untuk mengubah pandangan terkait sampah. Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga terlibat dalam inisiasi gerakan yang dilakukan jelang Lebaran itu.
"Kegiatan sedekah sampah berbasis masjid yang hari ini kita luncurkan bersama-sama merupakan wujud konkret dari kolaborasi berbagai komponen masyarakat," kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Jumat.
Kolaborasi antara TKN PSL bersama MUI, tegas Nani, adalah pendekatan lewat keagamaan untuk menstimulasi pengelolaan sampah secara baik. Diharapkan inisiatif itu dapat menjadi pendekatan baru sebagai platform amal melalui sedekah bagi masyarakat Indonesia dan pengelolaan sampah yang baik.
Baca juga: DPRD Banjarmasin sedekahkan hasil bank sampah bagi disabilitas
Baca juga: Jakarta Utara mampu kurangi sampah non-ekonomis 40 ton
"Inisiatif ini juga memberikan pesan penting bahwa melakukan sedekah tidak semata-mata hanya dapat dilakukan dengan sedekah uang atau harta, namun sampah yang ada di sekitar kita dapat juga menjadi kesempatan untuk semua sebagai upaya untuk bersedekah," katanya.
Salah satu contoh gerakan itu adalah sampah plastik yang tertampung di masjid akan dijual baik ke Bank Sampah maupun pengepul. Hasil dari proses itu dapat menjadi sumber dana untuk aktivitas masjid, serta disalurkan untuk membantu fakir miskin, anak yatim piatu dan janda sekitar lingkungan masjid.
Guna mendukung upaya kampanye itu, dirilis pula Buku Panduan dan Khutbah "Tata Kelola Sampah Menurut Ajaran Islam" sebagai pedoman untuk pengelolaan sampah sesuai dengan perspektif Islam.
Gerakan itu rencananya akan disosialisasikan ke seluruh Indonesia dengan tahap awal dilakukan pada enam masjid yang menjadi percontohan, yaitu Masjid Raya Bintaro Jaya, Masjid Azzikra, Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Masjid Batul Ma'Muur, Masjid Brajan, dan Masjid An-Nazofah.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (PLH dan SDA) MUI Hayu S. Prabowo mengatakan gerakan itu didasari bahwa masih banyak sampah plastik yang dibuang ke laut dan jumlah sampah organik yang dihasilkan Indonesia.
"Di sinilah kita melihat pentingnya umat Islam kita bisa bertindak," kata Hayu, mengingatkan bahwa umat wajib menjaga kebersihan.
Baca juga: Bank sampah Induk Banjarmasin buat layanan jemput sedekah sampah
Baca juga: Wali Kota Tangerang ajak masyarakat sedekah sampah
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: