Jakarta (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar, menyatakan belum memikirkan untuk merombak susunan direksi PT Pertamina (Persero), meski perusahaan itu belakangan ini menghadapi sejumlah persoalan.

"Untuk sementara belum sampai ke sana (perombakan). Karena kita melihat masalah Pertamina secara obyektif," kata Mustafa di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Menteri menjelaskan bahwa masalah yang dihadapi Pertamina saat ini bukan karena masalah kinerja, tapi lebih karena tabung tidak asli, regulator palsu yang di luar kemampuan Pertamina.

Dua kasus yang dihadapi Pertamina saat ini adalah kerusakan pompa bahan bakar kendaraan bermotor (fuel pump) yang diduga akibat kualitas bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, Pertamina.

Selain itu, perusahaan migas plat merah itu juga diminta bertanggungjawab atas banyaknya ledakan tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram.

Menurut Mustafa, Pertamina tentunya memproduksi BBM sesuai dengan standar.

"Pertamina tidak mungkin menjual produk yang kualitasnya di bawah standar," ujar Mustafa.

Menurut dia, untuk mengatasi masalah tersebut seluruh pemangku kepentingan atau "stakeholder" Pertamina, dan kepolisian terus berupaya mencari jalan keluar untuk menyelesaikannya.

Menurut dia, masalah itu harus diteliti lebih lanjut apakah memang kualitas BBM itu memenuhi syarat atau tidak.

Untuk itu, dirinya juga meminta masyarakat menilai secara obyektif mengenai dugaan BBM jenis premium sebagai penyebab rusaknya pompa bahan bakar kendaraan bermotor itu.
(T.R017A023/P003)