Jakarta (ANTARA News) - Iring-iringan mobil yang mengawal atau mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Boediono dalam setiap perjalanan sudah sejak lama tidak panjang, sehingga tidak terlalu mengganggu pengguna jalan lain khususnya jika terjadi kemacetan.
"Wapres sudah sejak lama minta kalau iring-iringan yang mengawal dan mendampinginya jangan terlalu panjang, karena bisa mengganggu pengguna jalan yang lain," kata Juru Bicara Wapres, Yopie Hidayat, kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Kamis.
Menurut ia, Wapres dalam setiap perjalanannya baik di Jakarta maupun ke daerah minta agar iring-iringan mobil yang menyertainya jangan terlalu panjang, bahkan para menteri yang mendampinginya pun menumpang dalam satu bis.
Dirinya mencontohkan, dalam kunjungan Wapres ke Bekasi, Jawa Barat, beberapa saat lalu, sejumlah menteri ikut dalam rombongan dengan naik dalam satu bus, sehingga mereka tidak naik mobil dinasnya masing-masing.
Kebetulan juga, katanya, tempat tinggal Wapres Boediono yang terletak di Jalan Diponegoro tidak terlalu jauh dari Kantor Istana Wapres yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan.
"Wapres setiap harinya jika pergi ke kantor pada pagi hari, saat lalu lintas tidak terlalu padat sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lainnya. Kendaraan yang mendampinginya pun paling banyak hanya tujuh mobil," kata Yopie.
Mengenai iring-iringan mobil saat Wapres melakukan kunjungan ke sejumlah daerah, Yopie mengakui memang seringkali terjadi iring-iringan yang panjang, mengingat banyak mobil dinas pemerintah setempat ingin menyertai rombongan Wapres.
Yopie mengakui bahwa pihaknya tidak bisa menghalangi keinginan pemda setempat yang menginginkan sejumlah pejabat daerah setempat dengan menggunakan kendaraan dinasnya, ikut dalam rombongan Wapres.
"Tidak mungkinlah kalau kita ikut mengurus atau melarang agar pejabat daerah jangan ikut dalam iring-iringan," katanya.
(T.A025/E001/P003)
Iring-iringan Pengawalan Wapres Tidak Panjang
22 Juli 2010 18:38 WIB
Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat. (ANTARA)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
Tags: