Jakarta (ANTARA) - Spesialis nutrisi dari UNICEF Sri Sukotjo mengatakan bahwa lebih dari 50 persen bayi usia 6-11 bulan dan lebih dari 70 persen anak usia 12-23 bulan di enam provinsi di Indonesia telah meminum (konsumsi) susu formula.
"Sebaiknya anak usia 0 sampai 2 tahun mendapatkan ASI. Usia 0-6 bulan (mendapatkan) ASI eksklusif. Kemudian walau sudah makanan pendamping ASI (MPASI), menyusui itu harus dilanjutkan hingga (usia) dua tahun atau lebih. Tapi dari hasil kajian kami, ternyata mereka (bayi) sudah diperkenalkan dengan produk susu (pabrik) di atas usia 6 bulan," kata Sri Sukotjo yang karib disapa Ninik.
Sri dalam acara seminar daring bertajuk "Peringatan Hari Posyandu dan Balita, Jaga Balita Tetap Sehat dan Terpantau Tumbuh Kembangnya di Masa Pandemi", yang dipantau di Jakarta, Kamis, mengatakan hal itu diketahui dari hasil kajian yang dilakukan UNICEF di bulan Agustus 2020 dengan sasaran anak usia 0 - 23 bulan di enam provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan D.I. Yogyakarta.
Survei ini merupakan bagian dari kegiatan subkluster gizi untuk melihat praktik Promosi dan Konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) sebelum dan sesudah pandemi serta layanan posyandu pada masa pandemi.
Baca juga: Serba-serbi memberi MPASI
Baca juga: Fakta ASI, foremilk versus hindmilk mana yang lebih penting?
Dari hasil kajian UNICEF itu juga diketahui bahwa bubur pabrikan dan makanan pendamping ASI (MPASI) pabrikan sudah dikenalkan pada anak usia 6-12 bulan.
"Untuk itu berarti upaya kita harus ditingkatkan lagi untuk memastikan bahwa anak-anak usia 6-12 bulan agar bisa terus menyusui, mendapatkan makanan-makanan 4 bintang yang sesuai dengan kaidah gizi seimbang," tuturnya.*
Baca juga: Angka ASI eksklusif meningkat selama pandemi COVID-19, alasannya?
Baca juga: Ibu positif COVID-19 bisa tetap menyusui secara aman
UNICEF: 50 persen bayi Indonesia usia 6-11 bulan minum susu formula
29 April 2021 16:16 WIB
Spesialis nutrisi dari UNICEF Sri Sukotjo. (ANTARA/ Anita Permata Dewi)
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: