Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, Indonesia terus mewaspadai situasi keamanan di sekitar Laut China Selatan yang sering dijadikan sengketa oleh beberapa negara di kawasan itu.
"Antara sepuluh sampai dua puluh tahun terakhir memang relatif stabil, tapi wilayah itu adalah salah satu sumber konflik," kata Presiden Yudhoyono dalam pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Presiden menjelaskan, kawasan itu sempat diklaim oleh enam negara, yaitu China, Taiwan, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam.
Menurut Kepala Negara, konflik di kawasan itu akan berpengaruh pada kondisi keamanan dan ekonomi karena wilayah itu adalah salah satu jalur lalu lintas ekonomi internasional.
Secara khusus, Indonesia juga akan terganggu jika terjadi gejolak di wilayah tersebut karena aktivitas impor dan ekspor Indonesia sering melewati jalur tersebut.
"Kawasan itu dekat dengan Zona Ekonomi Ekslusif kita," kata Presiden
Dari segi keamanan, Indonesia juga mungkin terganggu jika terjadi konflik di sekitar Laut China Selatan karena secara geografis letak Indonesia juga berbatasan langsung dengan negara-negara yang pernah terlibat sengketa.
Presiden telah memberikan arahan kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang sedang mengikuti forum regional di Hanoi.
Dalam arahannya, Presiden meminta Indonesia menyuarakan bahwa tidak boleh ada dominasi satu negara dalam wilayah sengketa.
Selain itu, Indonesia mendukung usaha setiap negara yang berniat menjaga perdamaian di kawasan.
Kemudian, semua pihak harus mendahulukan pendekatan damai dalam menyelesaikan konflik.(F008/s018)
Presiden: Indonesia Waspadai Situasi Laut China Selatan
22 Juli 2010 12:16 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Wapres Boediono sebelum memimpin rapat kabinet. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: