Mandiri Institute sebut ada kenaikan belanja pada triwulan II-2021
28 April 2021 20:53 WIB
Sejumlah warga mengunjungi Pasar Tengah di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (28/4/2021). Pasar Tengah yang merupakan pasar tradisional tertua di Kota Pontianak tersebut mulai ramai dikunjungi masyarakat yang ingin berbelanja membeli kebutuhan Lebaran di tengah berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang.
Jakarta (ANTARA) - Mandiri Institute mengatakan ada tren kenaikan belanja masyarakat Indonesia pada triwulan kedua 2021.
Kepala Mandiri Institute Teguh Yudho Wicaksono mengatakan Mandiri Institute melakukan kajian khusus mengenai tren belanja masyarakat dengan memanfaatkan high-frequency transaction data dan hasil kajiannya bertransformasi menjadi Mandiri Spending Index.
“Data menunjukkan adanya kenaikan belanja yang terjadi sejak akhir triwulan pertama 2021 (1Q21) hingga awal triwulan kedua 2021 (2Q21),” kata Teguh dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Perbaikan belanja, lanjut Teguh, terjadi pada semua komponen utama belanja masyarakat, pada semua kelompok penghasilan masyarakat dan terjadi merata di semua wilayah kecuali Bali & Nusa Tenggara.
Ia juga menyampaikan bahwa relaksasi kebijakan PPKM dan juga bulan Ramadhan mendorong kenaikan belanja yang terkait dengan supermarket, restoran dan fesyen.
“Seiring dengan meningkatnya aktivitas bekerja dari kantor (work from office) telah mendorong kenaikan permintaan pakaian dan produk fesyen lainnya seperti sepatu dan tas. Kenaikan belanja produk fesyen terutama berasal dari belanja kelompok masyarakat dengan penghasilan yang lebih tinggi (higher income),” jelas Teguh.
Kajian Mandiri Spending Index juga menyimpulkan bahwa dalam hal belanja berdasarkan pendapatan masyarakat, tingkat belanja masyarakat dengan penghasilan yang lebih tinggi pada triwulan kedua 2021 relatif telah sama dengan level prapandemi. Kenaikan ini merupakan pertama kalinya sejak permulaan pandemi di awal 2020.
“Pengendalian Covid-19 dan distribusi vaksin yang cepat akan menjadi kunci untuk mengembalikan keyakinan masyarakat, terutama kelompok menengah atas. Hal ini akan menjadi pendorong besar pertumbuhan konsumsi di Indonesia,” ungkap Teguh.
Berdasarkan data yang menunjukkan pemulihan solid belanja masyarakat yang terjadi sejak Maret hingga awal April 2021, Mandiri Insitute yakin tren tersebut akan semakin kuat seiring memasuki triwulan kedua 2021 dan tentunya membangkitkan optimisme masyarakat.
Namun demikian, Mandiri Institute menekankan bahwa optimisme tersebut perlu diwaspadai, karena berpotensi mendorong sebagian masyarakat menjadi lengah dalam protokol kesehatan.
“Dalam beberapa hari terakhir, terlihat adanya kenaikan dalam jumlah kasus baru COVID-19. Terkait dengan hal ini, memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan menjadi penting untuk menghindari adanya gelombang baru kenaikan kasus COVID-19,” ujar Teguh.
Pembentukan Mandiri Spending Index dilatarbelakangi bahwa tren belanja masyarakat merupakan salah satu indikator penting untuk melihat arah perekonomian nasional.
Mandiri Spendix Indek dibangun dengan memperhitungkan komposisi belanja berdasarkan sub-kategori belanja, seperti supermarket, restoran, household, fashion dan lain sebagainya. Komposisi ini digunakan sebagai pembobot untuk menyusun indeks belanja. Melalui indeks, terlihat pergerakan belanja masyarakat Indonesia sejak awal 2020 hingga saat ini.
Baca juga: Kadin pilih pengetatan prokes agar pemulihan ekonomi berlanjut
Baca juga: DKI diminta jaga momentum pemulihan ekonomi
Baca juga: Hemat uang belanja menjelang Ramadhan, PMT solusinya
Kepala Mandiri Institute Teguh Yudho Wicaksono mengatakan Mandiri Institute melakukan kajian khusus mengenai tren belanja masyarakat dengan memanfaatkan high-frequency transaction data dan hasil kajiannya bertransformasi menjadi Mandiri Spending Index.
“Data menunjukkan adanya kenaikan belanja yang terjadi sejak akhir triwulan pertama 2021 (1Q21) hingga awal triwulan kedua 2021 (2Q21),” kata Teguh dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Perbaikan belanja, lanjut Teguh, terjadi pada semua komponen utama belanja masyarakat, pada semua kelompok penghasilan masyarakat dan terjadi merata di semua wilayah kecuali Bali & Nusa Tenggara.
Ia juga menyampaikan bahwa relaksasi kebijakan PPKM dan juga bulan Ramadhan mendorong kenaikan belanja yang terkait dengan supermarket, restoran dan fesyen.
“Seiring dengan meningkatnya aktivitas bekerja dari kantor (work from office) telah mendorong kenaikan permintaan pakaian dan produk fesyen lainnya seperti sepatu dan tas. Kenaikan belanja produk fesyen terutama berasal dari belanja kelompok masyarakat dengan penghasilan yang lebih tinggi (higher income),” jelas Teguh.
Kajian Mandiri Spending Index juga menyimpulkan bahwa dalam hal belanja berdasarkan pendapatan masyarakat, tingkat belanja masyarakat dengan penghasilan yang lebih tinggi pada triwulan kedua 2021 relatif telah sama dengan level prapandemi. Kenaikan ini merupakan pertama kalinya sejak permulaan pandemi di awal 2020.
“Pengendalian Covid-19 dan distribusi vaksin yang cepat akan menjadi kunci untuk mengembalikan keyakinan masyarakat, terutama kelompok menengah atas. Hal ini akan menjadi pendorong besar pertumbuhan konsumsi di Indonesia,” ungkap Teguh.
Berdasarkan data yang menunjukkan pemulihan solid belanja masyarakat yang terjadi sejak Maret hingga awal April 2021, Mandiri Insitute yakin tren tersebut akan semakin kuat seiring memasuki triwulan kedua 2021 dan tentunya membangkitkan optimisme masyarakat.
Namun demikian, Mandiri Institute menekankan bahwa optimisme tersebut perlu diwaspadai, karena berpotensi mendorong sebagian masyarakat menjadi lengah dalam protokol kesehatan.
“Dalam beberapa hari terakhir, terlihat adanya kenaikan dalam jumlah kasus baru COVID-19. Terkait dengan hal ini, memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan menjadi penting untuk menghindari adanya gelombang baru kenaikan kasus COVID-19,” ujar Teguh.
Pembentukan Mandiri Spending Index dilatarbelakangi bahwa tren belanja masyarakat merupakan salah satu indikator penting untuk melihat arah perekonomian nasional.
Mandiri Spendix Indek dibangun dengan memperhitungkan komposisi belanja berdasarkan sub-kategori belanja, seperti supermarket, restoran, household, fashion dan lain sebagainya. Komposisi ini digunakan sebagai pembobot untuk menyusun indeks belanja. Melalui indeks, terlihat pergerakan belanja masyarakat Indonesia sejak awal 2020 hingga saat ini.
Baca juga: Kadin pilih pengetatan prokes agar pemulihan ekonomi berlanjut
Baca juga: DKI diminta jaga momentum pemulihan ekonomi
Baca juga: Hemat uang belanja menjelang Ramadhan, PMT solusinya
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: