Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan masyarakat mengenai membludaknya kembali kasus COVID-19 di negara lain secara signifikan bisa saja terjadi di Ibu Kota jika semua pihak kembali kendor dengan protokol kesehatan (prokes).

"Kami masih monitor terus (klaster perkantoran). Sebenarnya begini, mari konsisten jalankan prokes, lihat peristiwa di beberapa negara, ketika merasa aman, lalu longgar, maka di situ lah lonjakan itu terjadi," ujar Anies di Jakarta, Rabu.

Meski tak secara gamblang, mantan Menterti Pendidikan dan Kebudayaan ini mencontohkan India yang menjadi sorotan usai memecahkan rekor penambahan harian dengan 300 ribu kasus karena kendurnya mereka menerapkan protokol kesehatan.

Menurut Anies, protokol kesehatan adalah kunci mengurangi penularan COVID-19 khususnya di perkantoran. Jika masyarakat mulai merasa aman dan lalai prokes, maka lonjakan kasus seperti di negara lain bisa terjadi.

Baca juga: Mewaspadai kembali munculnya klaster perkantoran

"Jadi, sebenarnya kalau kita lihat selama beberapa bulan terakhir ini stabil dan ketika stabil muncul perasaan aman tenang, padahal belum tuntas, ini yang harus kita tingkatkan lagi," katanya.

Belakangan ini angka kasus aktif COVID-19 di Ibu kota sudah jauh menurun dibandingkan periode Januari-Februari lalu dan saat ini hanya ada sekitar 6-7 ribu pasien aktif.

Namun, Anies meminta masyarakat tak terlena dan terus menerapkan prokes setiap hari dan di manapun berada.

"Apalagi sekarang bulan puasa, tidak ada kebutuhan makan siang bagi yang muslim, tidak perlu minum, sehingga penggunaan masker terus menerus jauh lebih mudah sekarang ini dibanding hari-hari biasa. Anjuran saya gunakan masker, jaga jarak, cuci tangan," ucapnya.

Baca juga: Satgas: Terjadi peningkatan kasus pada klaster perkantoran di Jakarta