Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank, Rabu pagi melemah menjauhi angka Rp9.000 per dolar, karena Bank Indonesia melakukan intervensi menjaga kenaikan rupiah lebih lanjut.

Bila rupiah mendekati angka Rp9.000 per dolar, maka Bank Indonesia (BI) akan masuk pasar melakukan intervensi menahan kenaikan rupiah agar menjauhi level Rp9.000 per dolar, kata Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 13 poin menjadi Rp9.048-Rp9.058/dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.035-Rp0.45.

Edwin Sinaga mengatakan, posisi rupiah dinilai masih bagus, karena berada di bawah angka Rp9.050 per dolar, meski hari ini mengalami koreksi harga.

"Kami optimis peluang rupiah untuk kembali menguat hingga mencapai angka Rp9.000 per dolar masih tinggi, hanya menunggu waktu kapan hal itu akan terjadi," ucapnya.

Menurut dia, peluang rupiah untuk mencapai angka Rp9.000 per dolar masih ada, namun belum bisa dikatakan kapan hal itu akan terjadi.

Hal ini menunggu kebijakan pemerintah untuk segera mencairkan anggaran belanja modal lebih cepat, aktifnya pelaku perbankan menyalurkan kreditnya lebih besar dan investasi asing di pasar domestik terus meningkat, katanya.

Hal yang sama, lanjut dia juga terjadi pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia yang saat telah mencapai ang 2.987,00 poin, namun sulit untuk mencapai angka 3.000 poin.

Karena sentimen positif pasar masih tertumpu pada regional akibat membaiknya saham-saham Wall Street, namun dari pasar internal sampai saat ini belum muncul, ujarnya.

Pelaku pasar, menurut dia menunggu laporan keuangan emiten yang dapat mendorong aktifnya pasar, apabila laporan keuangan mereka semakin baik.

Laporan keuangan emiten itu diduga akan memicu pelaku pasar aktif membeli rupiah, sehingga mata uang Indonesia makin bergerak naik, ucapnya.
(h-CS/A024)