Jakarta (ANTARA) - Indonesia Financial Group (IFG) yang merupakan holding BUMN perasuransian dan penjaminan berkomitmen untuk memperkuat literasi industri jasa keuangan melalui pembentukan IFG Research Institute atau IFG Progress.

Direktur Utama IFG Robertus Billitea menyatakan pembentukan IFG Progress merupakan langkah IFG dalam memaksimalkan kontribusinya bagi Indonesia yakni dengan memberikan sumbangan pemikiran inovasi dalam industri jasa keuangan.

“IFG Progress diharapkan bisa jadi pelopor prominen think thank dalam menghasilkan pemikiran progresif,” katanya dalam webinar IFG Progress Launching di Jakarta, Rabu.

Robertus mengatakan nantinya program IFG Progress berupa primary riset dan secondary riset terkait isu-isu yang mengemuka di industri jasa keuangan dan memfasilitasi forum diskusi antar pakar di industri jasa keuangan.

Baca juga: IFG siap wujudkan tata kelola investasi yang lebih profesional

Tak hanya itu, IFG Progress juga akan memberikan edukasi dan masukan kepada publik, stakeholder, akademisi, penegak hukum serta regulator agar iklim industri jasa keuangan semakin sehat dan bermanfaat bagi masyarakat.

Menurutnya, pemikiran-pemikiran dan inovasi yang terlahir dari IFG Progress nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi pembuat kebijakan serta akademisi dalam memajukan industri jasa keuangan.

Hal itu dapat dilakukan karena IFG Progress bekerja sama dengan berbagai research institute di banyak negara untuk saling memberikan saran dan pemahaman mengenai penerapan industri keuangan di masing-masing negara.

“ (Kehadiran IFG Progress) bisa terwujud sesuai harapan kita dan memberikan sumbangan pemikiran kepada regulator sebagai upaya menata, meregulasi dan mengawasi industri jasa keuangan,” katanya.

Baca juga: IFG cetak laba Rp2,2 triliun sepanjang 2020

Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik terbentuknya IFG Progress sebagai think thank yang melahirkan ide-ide baru bersifat inovatif, progresif, dan berlandaskan akhlak.

Ia menegaskan perjalanan transformasi ekonomi Indonesia khususnya industri jasa keuangan memang sangat memerlukan pemikiran yang progresif dengan sinergi yang erat serta tata kelola yang baik.

“Insya Allah kita bisa menghadapi berbagai tantangan, memaksimalkan semua potensi dan mencapai kemajuan yang dicita-citakan Indonesia,” tegasnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menambahkan, kehadiran IFG Progress semakin menambah kontribusi BUMN terhadap perekonomian nasional yang selama ini sudah cukup signifikan.

Ia menyebutkan sumbangan BUMN selama ini adalah penciptaan lapangan kerja, penerimaan pajak, hingga dividen dan sekarang bertambah yaitu terciptanya pemikiran-pemikiran inovatif untuk industri jasa keuangan.

“Harapan saya IFG bisa memberikan sumbangsih pemikiran bagi industri jasa keuangan di tanah air sesuai dengan yang dicita-citakan,” ujarnya.