Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Selasa siang posisinya di bawah Rp9.050 per dolar AS menjadi Rp9.049-Rp9.059, karena pelaku pasar melakukan pembelian terhadap rupiah dalam jumlah kecil.

Pembelian rupiah yang relatif kecil karena belum muncul faktor positif yang kuat mendorong rupiah menguat lebih besar, kata Kepala Divisi Treasury PT OCBC NISP, Suriyanto Chang, di Jakarta, Selasa.

Suriyanto Chang mengatakan, rupiah sepanjang pekan ini masih tetap berada dalam kisaran sempit. Ruang geraknya tidak akan berada jauh hanya di sekitar itu saja.

Rupiah diperkirakan masih berada dalam kisaran antara Rp9.040-Rp9.070 per dolar, ucapnya.

Pengaruh kenaikan rupiah, menurut dia, karena faktor global yang masih positif.

Meski demikian, pelaku asing masih khawatir dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang masih tak menentu, ujarnya.

Rupiah, lanjut dia sebenarnya berpeluang untuk naik tajam, namun memerlukan faktor positif yang kuat yang muncul dari internal.

Namun faktor positif itu kapan munculnya masih sulit dikatakan, meski tanda-tanda kenaikan rupiah cukup besar, katanya.

Menurut dia, posisi rupiah sebenarnya cukup stabil, namun apabila makin mendekati angka Rp9.000 per dolar, namun Bank Indonesia (BI) akan menjaga agar kembali menjauh.

Apabila rupiah dibiarkan mendekati angka Rp9.000 per dolar bahkan meliwatinya, maka para eksportir akan mengeluh, karena produksi sulit bersaing di pasar ekspor, katanya.
(T.H-CS/P003)