Palangkaraya (ANTARA News) - Antrean calon pembeli bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis premium dan solar di Kota Palangkaraya masih terus berlanjut di semua SPBU kawasan tersebut yang sudah terjadi sejak awal Juli lalu.

"Kami sudah membentuk tim pengawas yang terdiri dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palangkaraya, Polresta, Satpol PP, Pertamina Yayasan Konsumen Indonesia (YKI), dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) untuk menindaklanjuti hal tersebut," kata Wali Kota Palangkaraya Riban Satia di Palangkaraya, Senin.

Menurut Riban, berdasarkan keterangan yang didapat, mulai langkanya BBM di Palangkaraya disebabkan pasokan dari Pertamina ke SPBU sempat terhenti selama beberapa waktu karena hari libur.

Ia mengatakan, selama itu pula SPBU sering kehabisan stok BBM sehingga masyarakat menilai jenis premium sudah mulai langka dan mengakibatkan seringnya terjadi antrean di setiap SPBU Kota Palangkaraya.

"Kami juga mendapatkan kabar bahwa harga premium di tingkat pengecer sudah mencapai Rp7.000 dari yang biasanya hanya Rp5.000 saja," ungkap Riban.

Ia mengungkapkan, pemkot sudah menetapkan harga eceran tertinggi untuk jenis premium hanya Rp5.500 dari harga resmi di SPBU yang sebesar Rp4.500. Oleh karena itu pihaknya akan menertibkan para pengecer yang tidak mematuhi ketentuan tersebut.

Sementara itu, Perwakilan Ketua Hiswana Migas Palangkaraya Bayu menjelaskan bahwa pihaknya sedang berusaha menambah jumlah pasokan BBM di setiap SPBU karena sepertinya kebutuhan masyarakat akhir-akhir ini mulai meningkat.

"Sebetulnya stok BBM untuk Palangkaraya masih mencukupi, hanya saja beberapa waktu lalu pasokannya sempat terhenti akibat hari libur sehingga mengakibatkan premium dan solar kosong di SPBU," jelas Bayu.

Pihaknya juga mengharapkan, Pemkot bisa mengambil tindakan tegas kepada para pengecer yang menjual BBM dengan melebihi HET, karena itu membuat semakin gencarnya pelangsir minyak karena mendapatkan untung yang besar.
(GR/B010)