Laporan dari Xinjiang
Xinjiang miliki 37 bandara dalam lima tahun ke depan
26 April 2021 22:20 WIB
Terminal keberangkatan Bandar Udara Internasional Diwopu di Urumqi, Ibu Kota Daerah Otonomi Xinjiang, China. Diwopu merupakan bandara terbesar di antara 22 bandara yang ada di Xinjiang saat ini. ANTARA/M. Irfan Ilmie
Urumqi, Xinjiang (ANTARA) - Daerah Otonomi Xinjiang, China, bakal memiliki 37 unit bandar udara sipil dalam lima tahun ke depan.
Zhang Jun selaku pimpinan Xinjiang Airport Group di Urumqi, Senin, menyebutkan bahwa daerahnya sampai saat ini memiliki 22 bandara sipil dalam lima tahun terakhir.
Dalam rencana pembangunan lima tahun ke depan (2021-2025) daerah di wilayah baratdaya daratan China yang banyak dihuni etnis minoritas Muslim Uighur itu bakal memiliki 37 bandara.
Pemerintah daerah setempat akan terus mempercepat proyek perluasan bandara di Kashgar dan Turban.
Dibandingkan dengan dua tahun lalu saat ANTARA mendapatkan kesempatan pertama mengunjungi Kashgar, kondisi saat ini sudah terlihat berubah.
Bangunan bertingkat sudah mulai banyak didirikan di sekitar daerah yang dulunya miskin dan terbelakang itu.
Pembangunan dua bandara di Zhaosu dan Tashikurgan sudah dimulai pada tahun ini.
Beberapa bandara lainnya di Qitai, Bayanbulak, Barkol, Wusu, dan Hoboksar juga akan mulai dikerjakan pembangunannya pada akhir tahun ini.
Pembangunan beberapa bandara di Aheqi, Baicheng, Qinggil, dan Jeminay termasuk dalam rencana Program Pembangunanan 14 Tahun Badan Penerbangan Sipil China.
Pembangunan bandara-bandara di Xinjiang itu untuk mendukung sektor pariwisata Xinjiang.
Sebelum pandemi, Xinjiang bisa mendatangkan 200 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, per tahun.
"Tahun lalu kami hanya menerima tiga juta wisatawan. Masih jauh dari harapan," kata Ilijan Anayat selaku juru bicara Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang kepada ANTARA di Kashgar belum lama ini. (T.M038)
Baca juga: China alokasikan Rp 627,8 miliar renovasi kampus Islam di Xinjiang
Baca juga: Pariwisata Xinjiang bergeliat, namun belum pulih
Zhang Jun selaku pimpinan Xinjiang Airport Group di Urumqi, Senin, menyebutkan bahwa daerahnya sampai saat ini memiliki 22 bandara sipil dalam lima tahun terakhir.
Dalam rencana pembangunan lima tahun ke depan (2021-2025) daerah di wilayah baratdaya daratan China yang banyak dihuni etnis minoritas Muslim Uighur itu bakal memiliki 37 bandara.
Pemerintah daerah setempat akan terus mempercepat proyek perluasan bandara di Kashgar dan Turban.
Dibandingkan dengan dua tahun lalu saat ANTARA mendapatkan kesempatan pertama mengunjungi Kashgar, kondisi saat ini sudah terlihat berubah.
Bangunan bertingkat sudah mulai banyak didirikan di sekitar daerah yang dulunya miskin dan terbelakang itu.
Pembangunan dua bandara di Zhaosu dan Tashikurgan sudah dimulai pada tahun ini.
Beberapa bandara lainnya di Qitai, Bayanbulak, Barkol, Wusu, dan Hoboksar juga akan mulai dikerjakan pembangunannya pada akhir tahun ini.
Pembangunan beberapa bandara di Aheqi, Baicheng, Qinggil, dan Jeminay termasuk dalam rencana Program Pembangunanan 14 Tahun Badan Penerbangan Sipil China.
Pembangunan bandara-bandara di Xinjiang itu untuk mendukung sektor pariwisata Xinjiang.
Sebelum pandemi, Xinjiang bisa mendatangkan 200 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, per tahun.
"Tahun lalu kami hanya menerima tiga juta wisatawan. Masih jauh dari harapan," kata Ilijan Anayat selaku juru bicara Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang kepada ANTARA di Kashgar belum lama ini. (T.M038)
Baca juga: China alokasikan Rp 627,8 miliar renovasi kampus Islam di Xinjiang
Baca juga: Pariwisata Xinjiang bergeliat, namun belum pulih
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: