Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan tidak perlu impor beras pada tahun ini lantaran stok beras yang ada di gudang Bulog sudah mencapai 1,2 juta ton.

"Sampai hari ini kita sudah menyerap beras itu 438 ribu ton, ini masih berjalan sampai akhir Mei. Kalau sekarang stok beras sudah 1 juta 220 ribu ton, maka Mei itu bisa sampai 1,5 juta ton," kata Budi Waseso di Jakarta, Senin.

Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas ini mengemukakan bahwa ketentuan mewajibkan stok beras yang ada di gudang Bulog sebanyak 1 juta hingga 1,5 juta ton. Dengan prediksi bulan Mei stok beras Bulog akan mencapai 1,5 juta ton, dia memastikan pemerintah tidak perlu impor beras.

"Berarti hari ini sebenarnya sudah selesai tugas Bulog, tidak perlu lagi impor. Batasan dari Bapak Presiden untuk dievaluasi lagi Juni, bisa saya pastikan bahwa kita tidak perlu impor," kata Buwas.

Buwas memprediksikan stok cadangan beras di gudang Bulog hingga akhir 2021 bisa mencapai 2 juta ton bila stok beras tersebut tidak digunakan. Dia memprediksi kenaikan jumlah stok beras itu lantaran Bulog masih akan terus menyerap hasil panen petani di sisa tahun 2021.

Buwas mengakui bahwa Perum Bulog tidak keberatan jika harus menyerap ataupun impor beras bahkan hingga stok mencapai 3 juta ton asalkan beras tersebut bisa didistribusikan. Namun hingga kini stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog belum memiliki kepastian akan digunakan untuk apa.

"Sampai hari ini kan belum ada kepastian. Untuk apa kita menyerap? Hanya stok CBP, tapi hilirnya belum ada," kata Buwas.

Baca juga: Presiden minta Sri Mulyani bantu anggaran Bulog serap beras petani
Baca juga: Legislator minta pemerintah tidak gegabah untuk impor beras
Baca juga: Bulog mengaku kesulitan salurkan beras bila harus impor lagi