Jakarta (ANTARA) - Saham Hong Kong melemah pada hari Senin, karena kekhawatiran atas kebangkitan wabah Virus Corona di negara-negara luar negeri membebani sentimen.

Pada penutupan perdagangan, Indeks Hang Seng turun 125,92 poin atau 0,43 persen menjadi 28.952,83. Indeks Hang Seng China Enterprises turun 0,78 persen menjadi 10.981,31.

Sub-indeks saham energi Hang Seng turun 0,4 persen, sementara sektor TI merosot 0,01 persen, sektor keuangan berakhir 0,11 persen lebih rendah dan sektor properti turun 0,77 persen.

India pada hari Senin mencetak rekor global untuk peningkatan kasus virus korona harian selama lima hari berturut-turut, sementara kematian akibat COVID-19 juga melonjak ke level tertinggi sepanjang masa selama 24 jam terakhir.

Baca juga: IHSG awal pekan diprediksi datar, di tengah naiknya bursa saham Asia

Terjadi kekurangan momentum untuk mendorong saham Hong Kong naik meskipun harga saham relatif murah, karena titik balik likuiditas global semakin dekat, sementara kebangkitan wabah virus korona dan rencana kenaikan pajak Presiden AS Joe Biden membebani ekuitas luar negeri, kata Ping An Securities dalam sebuah laporan.

Negara-negara di seluruh dunia juga menghadapi tekanan inflasi yang parah dan investor perlu mengadopsi strategi "bertahan dan melawan" untuk saat ini, pialang menambahkan.

Indeks utama bursa China, Shanghai Composite turun 0,95 persen pada 3.441,17 poin, sedangkan indeks saham unggulan CSI300 berakhir turun 1,13 persen.

Di seluruh wilayah, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang menguat 0,51 persen, sedangkan indeks Nikkei Jepang ditutup naik 0,36 persen.

Yuan dikutip pada 6,4872 per dolar AS pada 08:12 GMT, 0,14 persen lebih kuat dari penutupan sebelumnya pada 6,4963.

Pada penutupan, saham-A China diperdagangkan dengan premi 33,49 persen dibandingkan saham-H yang terdaftar di Hong Kong.

Baca juga: Saham Hong Kong naik didukung saham teknologi dan perawatan kesehatan