Ende, Flores (ANTARA News) - Warga tiga desa di Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, terpaksa mengkonsumsi air kali, karena tidak ada jaringan air bersih yang masuk ke wilayah mereka.
Menurut Camat Kota Baru Gabriel Dala, tiga desa di kecamatannya yang belum menikmati fasilitas air bersih itu adalah Desa Tou, Tou Timur dan Desa Kota Baru.
"Kondisi yang dihadapi masyarakat tiga desa itu, boleh dikata sudah turun-temurun. Ada proyek air bersih yang masuk ke wilayah kami, namun sampai detik ini belum mendistribusikan air ke pemukiman penduduk," katanya.
Untuk kebutuhan sehari-hari, ada warga yang mengandalkan air sumur, namun hampir sebagian besar warga tiga desa itu memanfaatkan air kali yang jaraknya sekitar satu kilometer dari pemukiman mereka.
Ia mengatakan, kondisi air pada saat musim hujan sangat kotor karena bercampur banjir dan lumpur, namun masyarakat tiga desa itu tetap memanfaatkannya karena tidak punya pilihan lain.
"Jika musim kemarau tiba, warga desa harus berebutan dengan kerbau dan sapi yang berkubang di kali untuk mendapatkan air," katanya.
Meski tidak memenuhi standar kesehatan, namun masyarakat tetap memanfaatkannya karena tidak punya pilihan lagi.
"Kalau di beberapa tempat, konsumsi air kali itu barang biasa karena mereka punya teknologi penyulingan air. Untuk kita di sini, palingan masak sampai mendidih baru minum, namun tidak menghilangkan kotoran dan warnanya," katanya.
Dala mengungkapkan sebelumnya sudah ada proyek air bersih dari pemerintah setempat untuk penduduk di tiga desa itu, namun proyek itu hanya membangun jaringan perpipaan dan tidak mengalirkan air.
Anggota DPRD Ende Yustinus Sani mengatakan untuk mengatasi kondisi kesulitan air yang dialami tiga desa itu, tidak bisa hanya mengandalkan APBD setempat. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi NTT mesti mengajukan proyek air baku untuk masyarakat pedesaan.(*)
ANT//L003
Ya Ampun Air Kali Diminum
18 Juli 2010 06:26 WIB
Seorang petugas memeriksa pipa air minum di dalam sebuah gua yang berfungsi menyedot air sungai bawah tanah di Baron, Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (15/10). (ANTARA/Regina Safri/Koz/mes)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: