Gunung Kidul (ANTARA News) - Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan masjid hendaknya berfungsi sosial sekaligus mampu menjawab permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat dan bukan hanya sekadar tempat untuk beribadah.

Dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Urusan Rumah Tangga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KGPH Hadiwinoto pada peresmian Masjid Jami al Fauzan Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, ia menambahkan untuk itu pengurus masjid harus kreatif dalam menyusun kegiatan bagi generasi muda sehingga mereka diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman,

"Keberadaan masjid saat ini sebagian besar oleh pengurusnya hanya sebatas difungsikan untuk tempat ibadah saja dan belum bisa menjawab permasalahan sosial yang muncul di masyarakat, " kata Penguasa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut .

Menurut dia keberadaan masjid harus dikembalikan fungsinya seperti zaman Nabi Muhammad SAW yakni sebagai tempat beribadah dan tempat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat.

"Fungsi masjid selain tempat untuk bersujud menyembah kepada Allah SWT juga sebagai tempat yang mampu menjawab permasalahan sosial yang muncul di masyarakat," kata Sri Sultan HB X yang juga menjabat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunung Kidul, Hj.Badingah menyatakan keprihatinannya terhadap kemakmuran masjid saat ini dan pada saat ramadan.

Kemakmuran masjid di Gunung Kidul, katanya dapat dilihat dari jumlah masyarakat yang menalankan salat berjamaah di masjid.

"Saya sangat prihatin ketika salat Subuh dan Magrib hanya terdiri atas dua saf, satu saf jamaah laki-laki dan satu saf jamaah perempuan," katanya.

Dia mengatakan, keterlibatan generasi muda dalam memakmurkan masjid semakin jarang ditemukan sehingga kebaradaan masjid sebagai benteng moral generasi muda dinili menjadi kurang berfungsi.

Untuk itu, dia mengharapkan kegiatan masjid harus bisa mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat menjadi daya tarik generasi muda untuk datang ke masjid.

Dia mengatakan, masjid Jami al Fauzan yang dibangun di atas tanah wakaf dari warga setempat Kartodimulyo itu dibangun dengan menghabiskan dana Rp1,5 miliar hibah dari seorang warga M. Sobardi diharapkan dapat untuk membentengi generasi muda dari kemajuan teknologi yang dapat merusak moral dan tidak sesuai dari nilai-nilai agama.(*)

(ANT-160/R009)