Menhub apresiasi pembukaan penyeberangan dari Banyuwangi ke NTB
24 April 2021 19:57 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada Sabtu (24/4/2021). ANTARA/HO-BKIP Kemenhub/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengapresiasi pembukaan lintasan kapal Ro-Ro dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Lembar dan Pelabuhan Gilimas di Nusa Tenggara Barat.
“Saya senang melihat ada suatu pergerakan dari Banyuwangi menuju Lembar atau sebaliknya, juga dari Banyuwangi menuju Gilimas. Kami akan terus kembangkan angkutan Roro (penyeberangan) menjadi lebih efektif,” kata Budi Karya dalam rilis, Sabtu.
Menhub mengatakan, dengan dibukanya lintas Penyeberangan dari Banyuwangi ke Nusa Tenggara Barat menambah jumlah rute penyeberangan ke daerah Nusa Tenggara Barat yang tadinya hanya dari Surabaya.
Baca juga: Menhub dorong muatan balik Tol Laut terus dioptimalkan
“Oleh sebab itu saya ucapkan selamat kepada Ibu Bupati Banyuwangi, Dirjen Perhubungan Darat, ASDP, dan operator, Gapasdap. Ini harus di rawat dengan baik dan profesional. Dengan adanya lintasan baru ini berarti kegiatan perdagangan antara Banyuwangi dengan Lombok dan sekitarnya akan semakin baik,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dengan dibukanya lintasan ini juga akan mengurangi kemacetan di Pulau Bali dan mengurai kepadatan pada lintas-lintas lainnya seperti lintas Ketapang – Gilimanuk dan Padangbai - Lembar pada saat puncak musim liburan.
Saat ini angkutan barang dari Banyuwangi dapat langsung menggunakan kapal penyeberangan menuju daerah NTB, tanpa harus melalui Bali. Biaya angkutan logistik pun akan lebih efisien.
Selain lebih efisien untuk angkutan logistik, juga lebih murah biaya transportasinya untuk kegiatan pariwisata.
Baca juga: Menhub: Konektivitas memastikan hadirnya investasi
"Para turis dari Banyuwangi yang mau ke NTB menggunakan angkutan penyeberangan bisa langsung ke Pelabuhan Lembar, jadi lebih murah biayanya. Sebelumnya mereka harus ke Bali dulu, lalu jalan darat, lalu naik kapal lagi pasti lebih mahal biayanya," katanya.
Dengan adanya pelayanan lintas Penyeberangan Ketapang-Lembar yang saat ini berjumlah 6 unit kapal Ro-Ro dengan jadwal keberangkatan 3 kali dalam sehari, dapat meningkatkan konektifitas penumpang maupun kendaraan antar pulau jawa dan pulau NTB, akan terus dilakukan evaluasi untuk ketersediaan dan penambahan kapasitas angkut.
Dijelaskan Menhub nantinya pihak ASDP dan Gapasdap dibawah koordinasi Dirjen Perhubungan Darat akan mengatur dan menyediakan lebih banyak lagi kapal-kapal yang akan melayani.
Berdasarkan data produksi lintas penyeberangan Ketapang-Lembar selama 3 bulan beroperasi, telah mengangkut 22.136 penumpang dan 8.861 unit kendaraan roda empat campur, dengan rata-rata load factor per kapal sekitar 73,5 persen dan tren pertumbuhan rata-rata sebesar 32 persen.
Budi Karya juga menegaskan seluruh penumpang kapal penyeberangan wajib untuk melakukan tes deteksi Covid-19.
"Di perlintasan seperti ini kita sudah wajibkan untuk dilakukan testing jadi bukan lagi random tapi wajib bagi mereka yang akan menggunakan kapal ro-ro wajib dilakukan testing apakah itu PCR, Antigen, atau GeNose," katanya.
Oleh karena itu, Ia menghimbau kepada jajarannya beserta pemangku kepentingan terkait untuk berkolaborasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan termasuk dengan TNI/Polri.
“Saya senang melihat ada suatu pergerakan dari Banyuwangi menuju Lembar atau sebaliknya, juga dari Banyuwangi menuju Gilimas. Kami akan terus kembangkan angkutan Roro (penyeberangan) menjadi lebih efektif,” kata Budi Karya dalam rilis, Sabtu.
Menhub mengatakan, dengan dibukanya lintas Penyeberangan dari Banyuwangi ke Nusa Tenggara Barat menambah jumlah rute penyeberangan ke daerah Nusa Tenggara Barat yang tadinya hanya dari Surabaya.
Baca juga: Menhub dorong muatan balik Tol Laut terus dioptimalkan
“Oleh sebab itu saya ucapkan selamat kepada Ibu Bupati Banyuwangi, Dirjen Perhubungan Darat, ASDP, dan operator, Gapasdap. Ini harus di rawat dengan baik dan profesional. Dengan adanya lintasan baru ini berarti kegiatan perdagangan antara Banyuwangi dengan Lombok dan sekitarnya akan semakin baik,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dengan dibukanya lintasan ini juga akan mengurangi kemacetan di Pulau Bali dan mengurai kepadatan pada lintas-lintas lainnya seperti lintas Ketapang – Gilimanuk dan Padangbai - Lembar pada saat puncak musim liburan.
Saat ini angkutan barang dari Banyuwangi dapat langsung menggunakan kapal penyeberangan menuju daerah NTB, tanpa harus melalui Bali. Biaya angkutan logistik pun akan lebih efisien.
Selain lebih efisien untuk angkutan logistik, juga lebih murah biaya transportasinya untuk kegiatan pariwisata.
Baca juga: Menhub: Konektivitas memastikan hadirnya investasi
"Para turis dari Banyuwangi yang mau ke NTB menggunakan angkutan penyeberangan bisa langsung ke Pelabuhan Lembar, jadi lebih murah biayanya. Sebelumnya mereka harus ke Bali dulu, lalu jalan darat, lalu naik kapal lagi pasti lebih mahal biayanya," katanya.
Dengan adanya pelayanan lintas Penyeberangan Ketapang-Lembar yang saat ini berjumlah 6 unit kapal Ro-Ro dengan jadwal keberangkatan 3 kali dalam sehari, dapat meningkatkan konektifitas penumpang maupun kendaraan antar pulau jawa dan pulau NTB, akan terus dilakukan evaluasi untuk ketersediaan dan penambahan kapasitas angkut.
Dijelaskan Menhub nantinya pihak ASDP dan Gapasdap dibawah koordinasi Dirjen Perhubungan Darat akan mengatur dan menyediakan lebih banyak lagi kapal-kapal yang akan melayani.
Berdasarkan data produksi lintas penyeberangan Ketapang-Lembar selama 3 bulan beroperasi, telah mengangkut 22.136 penumpang dan 8.861 unit kendaraan roda empat campur, dengan rata-rata load factor per kapal sekitar 73,5 persen dan tren pertumbuhan rata-rata sebesar 32 persen.
Budi Karya juga menegaskan seluruh penumpang kapal penyeberangan wajib untuk melakukan tes deteksi Covid-19.
"Di perlintasan seperti ini kita sudah wajibkan untuk dilakukan testing jadi bukan lagi random tapi wajib bagi mereka yang akan menggunakan kapal ro-ro wajib dilakukan testing apakah itu PCR, Antigen, atau GeNose," katanya.
Oleh karena itu, Ia menghimbau kepada jajarannya beserta pemangku kepentingan terkait untuk berkolaborasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan termasuk dengan TNI/Polri.
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: