Menko Airlangga: Indikator ekonomi menunjukkan sinyal positif membaik
23 April 2021 21:02 WIB
Warga berbelanja kebutuhan pokok di salah satu supermarket di Jakarta, Selasa (20/4/2021). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan belanja nasional per April 2021 tumbuh 32,48 persen untuk "nonseasionally adjusted" dan 13,11 persen untuk "seasonally adjusted" secara year on year (yoy). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sejumlah indikator ekonomi mulai memberikan tanda-tanda positif yang berarti mulai ada perbaikan pada perekonomian Indonesia.
“Situasi perekonomian kita relatif sudah memberikan tanda-tanda positif. Proyeksi (pertumbuhan ekonomi) kita arahnya ke arah recovery di mana tentunya kita berharap ada kenaikan dari segi konsumsi kemudian investasi, pengeluaran pemerintah maupun dari segi ekspor,” kata Menko Airlangga saat konferensi pers daring di Jakarta, Jumat.
Menko Airlangga mengatakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan memicu peningkatan konsumsi dan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja akan mendorong Investasi untuk penciptaan lapangan kerja.
Baca juga: Airlangga: Transformasi digital ciptakan 2,5 juta lapangan kerja baru
"Tren pemulihan ekonomi global dan peningkatan harga komoditas akan mendongkrak kinerja ekspor," ujarnya
Airlangga menjelaskan ekonomi Indonesia di Triwulan 1 2021 diperkirakan tumbuh dalam kisaran minus 0,5 sampai minus 0,34 (yoy) dan secara keseluruhan tahun 2021 akan tumbuh dalam kisaran 4,5-5,3 (yoy). Hal ini sejalan dengan berbagai leading indicator yang menunjukkan perbaikan.
Menurutnya, program vaksinasi dan kebijakan PPKM mikro telah meningkatkan kepercayaan masyarakat, yang tercermin dari peningkatan IKK ke level 93,40 di bulan Maret 2021. Meski penjualan ritel yang masih terkontraksi di level minus 17,14 (yoy) pada bulan Maret 2021, yang mengindikasikan konsumsi akan tumbuh secara terbatas.
Stimulus otomotif, lanjutnya. telah meningkatkan penjualan ritel mobil sebesar 28,24 (yoy) di Maret 2021. Sedangkan stimulus properti, pariwisata dan sektor yang lain, diharapkan dapat semakin meningkatkan konsumsi di sepanjang 2021.
Baca juga: Pemerintah masih godok mekanisme subsidi ongkir Harbolnas Ramadhan
Perbaikan ekonomi juga terlihat dari permintaan domestik yang turut mendorong peningkatan investasi, sehingga meningkatkan aktivitas ekonomi dunia usaha. Tercermin dari PMI (Purchasing Managers Index) Manufaktur yang semakin ekspansif ke level 53,2 di Maret 2021 dan SBT (Saldo Bersih Tertimbang) Kegiatan Usaha yang membaik ke level 4,54 di triwulan I 2021.
"Sentimen positif investor mendorong perbaikan IHSG ke kisaran 6.000 dan nilai tukar rupiah ke kisaran 14.500. Komitmen pemerintah dalam menyalurkan program PEN di tahun 2021 mendorong realisasi APBN sampai dengan 28 Februari 2021," ungkap Airlangga.
Ia menambahkan, pemulihan permintaan global dan peningkatan harga komoditas mendorong ekspor untuk tumbuh sebesar 39,474 (yoy) di bulan Maret 2021 serta dalam tiga bulan terakhir neraca perdagangan juga positif dengan ekspor yang juga tinggi demikian pula dengan impor yang meningkat.
Lebih lanjut Airlangga menyampaikan realisasi APBN hingga 28 Februari 2021. Belanja negara mencapai Rp282,72 triliun sekitar 10,28 persen. Kemudian, program PEN 2021 di sektor kesehatan sebesar Rp176,30 triliun dengan realisasi hingga Februari Rp4,51 triliun.
Sedangkan di sektor Perlindungan Sosial Rp157,41 triliun dengan realisasi Rp19,28 triliun. Dukungan UMKM dan Korporasi Rp184,33 triliun, realisasi Rp29,45 triliun. Program Prioritas Rp122,42 triliun, realisasi Rp500 miliar. Termasuk juga untuk insentif usaha sebesar Rp58,47 triliun.
“Situasi perekonomian kita relatif sudah memberikan tanda-tanda positif. Proyeksi (pertumbuhan ekonomi) kita arahnya ke arah recovery di mana tentunya kita berharap ada kenaikan dari segi konsumsi kemudian investasi, pengeluaran pemerintah maupun dari segi ekspor,” kata Menko Airlangga saat konferensi pers daring di Jakarta, Jumat.
Menko Airlangga mengatakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan memicu peningkatan konsumsi dan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja akan mendorong Investasi untuk penciptaan lapangan kerja.
Baca juga: Airlangga: Transformasi digital ciptakan 2,5 juta lapangan kerja baru
"Tren pemulihan ekonomi global dan peningkatan harga komoditas akan mendongkrak kinerja ekspor," ujarnya
Airlangga menjelaskan ekonomi Indonesia di Triwulan 1 2021 diperkirakan tumbuh dalam kisaran minus 0,5 sampai minus 0,34 (yoy) dan secara keseluruhan tahun 2021 akan tumbuh dalam kisaran 4,5-5,3 (yoy). Hal ini sejalan dengan berbagai leading indicator yang menunjukkan perbaikan.
Menurutnya, program vaksinasi dan kebijakan PPKM mikro telah meningkatkan kepercayaan masyarakat, yang tercermin dari peningkatan IKK ke level 93,40 di bulan Maret 2021. Meski penjualan ritel yang masih terkontraksi di level minus 17,14 (yoy) pada bulan Maret 2021, yang mengindikasikan konsumsi akan tumbuh secara terbatas.
Stimulus otomotif, lanjutnya. telah meningkatkan penjualan ritel mobil sebesar 28,24 (yoy) di Maret 2021. Sedangkan stimulus properti, pariwisata dan sektor yang lain, diharapkan dapat semakin meningkatkan konsumsi di sepanjang 2021.
Baca juga: Pemerintah masih godok mekanisme subsidi ongkir Harbolnas Ramadhan
Perbaikan ekonomi juga terlihat dari permintaan domestik yang turut mendorong peningkatan investasi, sehingga meningkatkan aktivitas ekonomi dunia usaha. Tercermin dari PMI (Purchasing Managers Index) Manufaktur yang semakin ekspansif ke level 53,2 di Maret 2021 dan SBT (Saldo Bersih Tertimbang) Kegiatan Usaha yang membaik ke level 4,54 di triwulan I 2021.
"Sentimen positif investor mendorong perbaikan IHSG ke kisaran 6.000 dan nilai tukar rupiah ke kisaran 14.500. Komitmen pemerintah dalam menyalurkan program PEN di tahun 2021 mendorong realisasi APBN sampai dengan 28 Februari 2021," ungkap Airlangga.
Ia menambahkan, pemulihan permintaan global dan peningkatan harga komoditas mendorong ekspor untuk tumbuh sebesar 39,474 (yoy) di bulan Maret 2021 serta dalam tiga bulan terakhir neraca perdagangan juga positif dengan ekspor yang juga tinggi demikian pula dengan impor yang meningkat.
Lebih lanjut Airlangga menyampaikan realisasi APBN hingga 28 Februari 2021. Belanja negara mencapai Rp282,72 triliun sekitar 10,28 persen. Kemudian, program PEN 2021 di sektor kesehatan sebesar Rp176,30 triliun dengan realisasi hingga Februari Rp4,51 triliun.
Sedangkan di sektor Perlindungan Sosial Rp157,41 triliun dengan realisasi Rp19,28 triliun. Dukungan UMKM dan Korporasi Rp184,33 triliun, realisasi Rp29,45 triliun. Program Prioritas Rp122,42 triliun, realisasi Rp500 miliar. Termasuk juga untuk insentif usaha sebesar Rp58,47 triliun.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: