Bappenas tekankan peran penting masyarakat lokal dalam bangun IKN
23 April 2021 18:26 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Juru Bicara Presiden RI Fadjroel Rachman dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor saat berkunjung ke titik nol pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan titik lokasi Istana Negara di Penajam, Paser Utara, pada Senin (12/4/2021) (ANTARA/HO-Humas Bappenas)
Jakarta (ANTARA) - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menekankan peran penting masyarakat lokal dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Suharso menegaskan pembangunan IKN merupakan Indonesia sentris dan bukan Kalimantan sentris maupun Jawa sentris yaitu terlihat dari kekuatan Kalimantan Timur yang heterogen.
“Ini sebuah kebanggaan dari perspektif Indonesia sentris dan itu tercermin dari kekuatan Kalimantan Timur yang heterogen,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menkeu : Anggaran IKN pada 2021 sebesar Rp1,7 triliun
Suharso mengatakan aspek sosial budaya terutama peran masyarakat lokal menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan IKN.
“Jangan memisahkan, seolah ada batas, tabir yang tak terlihat antara IKN dan bukan IKN,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Suharso menuturkan pembangunan IKN akan berakulturasi dengan masyarakat lokal sehingga tidak menimbulkan sentimen karena pada dasarnya merupakan Indonesia sentris.
“Indonesia sentris mengusung kesatuan, kebersamaan, dan keunggulan. Kita sebagai bangsa yang semakin majemuk justru akan semakin solid,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah serahkan RUU IKN ke DPR setelah reses
Ia menyatakan keterlibatan para tokoh, akademisi, hingga pemerintah daerah sangat penting untuk keseluruhan tahapan pembangunan IKN khususnya rekomendasi penguatan dari aspek sosial budaya.
Hal ini penting mengingat pada 2045 mendatang, penduduk di wilayah IKN diproyeksikan akan mencapai 1,7 juta sampai 1,9 juta orang dan wilayah Kalimantan Timur sebesar 10 juta sampai 11 juta orang.
Ia menjelaskan strategi yang diusung agar terjadi proses akulturasi budaya dan pemerataan kesempatan kerja di IKN adalah mendukung pengembangan informasi pasar kerja untuk mengurangi hambatan masuk pasar kerja serta peningkatan akses dan kualitas infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
Kemudian juga peningkatan kapasitas pelatihan melalui penguatan Balai Latihan Kerja milik kementerian/lembaga dan daerah, memberikan fasilitas tumbuhnya wirausaha dan UMKM, serta menjaga praktik-praktik kebudayaan lokal dan kohesi sosial antara penduduk lokal dengan pendatang.
Suharso menegaskan pembangunan IKN merupakan Indonesia sentris dan bukan Kalimantan sentris maupun Jawa sentris yaitu terlihat dari kekuatan Kalimantan Timur yang heterogen.
“Ini sebuah kebanggaan dari perspektif Indonesia sentris dan itu tercermin dari kekuatan Kalimantan Timur yang heterogen,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menkeu : Anggaran IKN pada 2021 sebesar Rp1,7 triliun
Suharso mengatakan aspek sosial budaya terutama peran masyarakat lokal menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan IKN.
“Jangan memisahkan, seolah ada batas, tabir yang tak terlihat antara IKN dan bukan IKN,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Suharso menuturkan pembangunan IKN akan berakulturasi dengan masyarakat lokal sehingga tidak menimbulkan sentimen karena pada dasarnya merupakan Indonesia sentris.
“Indonesia sentris mengusung kesatuan, kebersamaan, dan keunggulan. Kita sebagai bangsa yang semakin majemuk justru akan semakin solid,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah serahkan RUU IKN ke DPR setelah reses
Ia menyatakan keterlibatan para tokoh, akademisi, hingga pemerintah daerah sangat penting untuk keseluruhan tahapan pembangunan IKN khususnya rekomendasi penguatan dari aspek sosial budaya.
Hal ini penting mengingat pada 2045 mendatang, penduduk di wilayah IKN diproyeksikan akan mencapai 1,7 juta sampai 1,9 juta orang dan wilayah Kalimantan Timur sebesar 10 juta sampai 11 juta orang.
Ia menjelaskan strategi yang diusung agar terjadi proses akulturasi budaya dan pemerataan kesempatan kerja di IKN adalah mendukung pengembangan informasi pasar kerja untuk mengurangi hambatan masuk pasar kerja serta peningkatan akses dan kualitas infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
Kemudian juga peningkatan kapasitas pelatihan melalui penguatan Balai Latihan Kerja milik kementerian/lembaga dan daerah, memberikan fasilitas tumbuhnya wirausaha dan UMKM, serta menjaga praktik-praktik kebudayaan lokal dan kohesi sosial antara penduduk lokal dengan pendatang.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: