Jakarta (ANTARA News) - Komisi VI DPR akan segera melakukan rapat dengar pendapat umum dengan perwakilan asosiasi industri dan perusahaan guna mencari solusi terhadap kenaikan tarif dasar listrik.
"Kita akan mengundang perwakilan asosiasi untuk membahas persoalan kenaikan TDL," kata Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto usai memimpin rapat internal pimpinan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Airlangga menjelaskan, Komisi VI DPR menjadwalkan RDU dengan perwakilan asosiasi industri pada pekan depan, guna mencari masukan sekaligus solusi karena banyaknya keberatan dari perusahaan dan asosiasi industri terhadap kenaikan TDL yang ditetapkan pemerintah.
Menurut dia, Komisi VI DPR akan mendengarkan berbagai keluhan dari pengusaha dan pimpinan asosiasi industri yang keberatan terhadap kenaikan TDL yang dinilai mempengaruhi biaya produksi dan "income" perusahaan.
"Dari beberapa keluhan yang disampaikan pengusaha dan pimpinan asosiasi itu nantinya diketahui bagaimana solusi terbaik yang bisa ditempuh," katanya.
Komiksi VI DPR, katanya, akan berusaha membantu agar perusahaan perusahaan tetap efisien dan tidak sampai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurut dia, berdasarkan hitungan para pengusaha kenaikan TDL mulai dari 10 persen hingga 60 persen tergantung pada jenis industrinya.
Realitas kenaikan yang menjadi tanggungan pengusaha, kata dia, jauh melampaui dari persentase kenaikan yang ditetapkan pemerintah yakni 10-15 persen.
"Kenaikan ini yang dikeluhkan para pengusaha," katanya.
Menurut Airlangga, Komisi VI DPR akan berusaha mencari solusi yang menguntungkan baik pemerintah maupun pengusaha.
"Kami berprinsip semua masalah ada jalan keluarnya, kita akan mencari "win-win solution" antara pemerintah dan pengusaha," katanya.
Sebelumnya, seumlah pengusaha menilai pemerintah tidak cermat dalam menghitung kenaikan TDL untuk industri karena realitasnya beban kenaikan yang ditanggung pengusaha lebih besar dari yang ditetapkan pemerintah.(*)
(T.R024/R009)
Komisi VI DPR Bantu Cari Solusi TDL
14 Juli 2010 19:21 WIB
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Tags: