Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P. Marsudi dan Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu menyepakati perlunya upaya cepat untuk menghentikan aksi kekerasan di Myanmar.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam sebuah pembicaraan via telepon berdurasi sekitar 20 menit antara kedua menteri luar negeri, yang dikutip ANTARA melalui rilis pers Kedutaan Jepang di Jakarta, pada Jumat.

Diskusi tersebut menindaklanjuti dua kali diskusi yang dilakukan melalui telewicara dan diskusi langsung di Tokyo pada bulan lalu.

Dalam diskusi tersebut, keduanya kembali bertukar pendapat secara mendalam terkait situasi di Myanmar.

Menteri Luar Negeri Retno menyampaikan pandangan Indonesia tentang ASEAN Leaders’ Meeting yang diselenggarakan oleh negara-negara anggota ASEAN sebagai salah satu upaya untuk mencari solusi terhadap situasi di Myanmar.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Motegi menyampaikan rasa hormat terhadap Indonesia selaku tuan rumah pertemuan tersebut.

Dia juga sangat mendukung peran penting ASEAN dalam membantu menangani aksi kekerasan di Myanmar, yang salah satunya diupayakan dengan menyelenggarakan ASEAN Leaders’ Meeting tersebut.

Kedua menteri luar negeri sepakat bahwa aksi kekerasan yang telah banyak memakan korban di Myanmar saat ini harus segera dihentikan.

Keduanya saling bertukar pendapat tentang ASEAN Leaders’ Meeting dan bersepakat untuk terus bekerja sama secara erat guna menemukan solusi untuk membantu menghentikan aksi kekerasan, membebaskan tahanan dan memulihkan demokrasi di Myanmar secepatnya.

Baca juga: Menlu Retno: penggunaan kekerasan di Myanmar tak dapat diterima
Baca juga: Menlu Jepang hargai kepemimpinan Indonesia di kawasan