Kemendikbud : PTM terbatas untuk kurangi penurunan kompetensi
22 April 2021 19:54 WIB
Dialog pendidikan yang dihadiri Pelaksana tugas Direktur Sekolah Menengah Atas Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Purwadi Sutanto di Jakarta, Kamis (22/4). (ANTARA/HO- dok pri)
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas Direktur Sekolah Menengah Atas Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Purwadi Sutanto mengatakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) bertujuan untuk mengurangi penurunan kompetensi siswa.
“Dengan PTM terbatas, Kemendikbud berharap dapat mengurangi penurunan kompetensi yang terjadi akibat pandemi COVID-19,” ujar Purwadi dalam diskusi yang diselenggarakan Zenius bersama Fortadik di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) memiliki dampak pada kompetensi siswa. Sejumlah sekolah melaporkan ada siswa yang drop out dari sekolah, terjadi kekerasan, hingga meningkatnya angka pernikahan pada usia dini. Apalagi pada 2022, akan dilakukan pengukuran kemampuan siswa melalui Program Penilaian Pelajar Internasional atau PISA.
“Sebenarnya kita agak khawatir untuk peningkatan kompetensi anak-anak kita di tengah pandemi COVID-19. Tidak hanya Indonesia, seluruh dunia juga mengalami hal yang sama,” tambah dia.
Oleh karena itu, dengan program vaksinasi COVID-19 yang kemudian diikuti dengan kebijakan PTM terbatas diharapkan dapat mengurangi dampak dari pandemi.
Baca juga: Guru: Selama daring, sulit beri penilaian objektif ke siswa
Baca juga: Pemerintah siapkan regulasi siswa kembali bersekolah
CEO Zenius, Sabda PS, mengatakan ada empat kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh seorang individu yaitu logika, kemampuan matematis dasar, membaca, dan scientific thinking.
“Kami berusaha untuk membuat materi-materi pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan dasar tersebut. Hal ini merupakan wujud nyata upaya kami dalam membentuk individu yang kompetitif atau kami menyebutnya individu yang cerdas, cerah, dan asyik,” kata Sabda.
Individu yang cerdas terlatih untuk memiliki pemikiran yang kritis daripada sekadar menghafal. Cerah karena mereka memiliki kemampuan dasar yang membuat mereka lebih percaya diri menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka juga asyik karena memiliki kemampuan sosial dan memiliki motivasi untuk terus belajar atau menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Dalam konteks yang lebih luas, kompetensi individu menentukan masa depan Indonesia. Sebagai anggota dari OECD, Indonesia berpartisipasi dalam tes PISA yang menguji kemampuan dasar siswa SMA. Pihaknya memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan skor PISA Indonesia. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang kini menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk menilai kemampuan dasar siswa dalam hal literasi dan numerasi.
Baca juga: PGRI sebut siswa ingin sekolah karena belajar daring kurang maksimal
Baca juga: Guru lakukan inovasi atasi kebosanan siswa saat pandemi COVID-19
“Dengan PTM terbatas, Kemendikbud berharap dapat mengurangi penurunan kompetensi yang terjadi akibat pandemi COVID-19,” ujar Purwadi dalam diskusi yang diselenggarakan Zenius bersama Fortadik di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) memiliki dampak pada kompetensi siswa. Sejumlah sekolah melaporkan ada siswa yang drop out dari sekolah, terjadi kekerasan, hingga meningkatnya angka pernikahan pada usia dini. Apalagi pada 2022, akan dilakukan pengukuran kemampuan siswa melalui Program Penilaian Pelajar Internasional atau PISA.
“Sebenarnya kita agak khawatir untuk peningkatan kompetensi anak-anak kita di tengah pandemi COVID-19. Tidak hanya Indonesia, seluruh dunia juga mengalami hal yang sama,” tambah dia.
Oleh karena itu, dengan program vaksinasi COVID-19 yang kemudian diikuti dengan kebijakan PTM terbatas diharapkan dapat mengurangi dampak dari pandemi.
Baca juga: Guru: Selama daring, sulit beri penilaian objektif ke siswa
Baca juga: Pemerintah siapkan regulasi siswa kembali bersekolah
CEO Zenius, Sabda PS, mengatakan ada empat kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh seorang individu yaitu logika, kemampuan matematis dasar, membaca, dan scientific thinking.
“Kami berusaha untuk membuat materi-materi pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan dasar tersebut. Hal ini merupakan wujud nyata upaya kami dalam membentuk individu yang kompetitif atau kami menyebutnya individu yang cerdas, cerah, dan asyik,” kata Sabda.
Individu yang cerdas terlatih untuk memiliki pemikiran yang kritis daripada sekadar menghafal. Cerah karena mereka memiliki kemampuan dasar yang membuat mereka lebih percaya diri menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka juga asyik karena memiliki kemampuan sosial dan memiliki motivasi untuk terus belajar atau menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Dalam konteks yang lebih luas, kompetensi individu menentukan masa depan Indonesia. Sebagai anggota dari OECD, Indonesia berpartisipasi dalam tes PISA yang menguji kemampuan dasar siswa SMA. Pihaknya memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan skor PISA Indonesia. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang kini menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk menilai kemampuan dasar siswa dalam hal literasi dan numerasi.
Baca juga: PGRI sebut siswa ingin sekolah karena belajar daring kurang maksimal
Baca juga: Guru lakukan inovasi atasi kebosanan siswa saat pandemi COVID-19
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: