Tahan risiko virus, Australia akan larang penerbangan dari India
22 April 2021 18:58 WIB
Antrian penumpang yang berusaha berangkat dari Terminal Bandara Dalam Negeri Sydney di Sydney, Australia, Jumat (18/12/2020). Pemerintah negara bagian bertindak cepat untuk memperketat pembatasan pejalanan untuk warga New South Wales setelah penyebaran virus korona (COVID-19) di utara pantai Sydney. ANTARA FOTO/REUTERS/AAP Image/Dean Lewins/rwa/cfo.
Sydney/Melbourne (ANTARA) - Australia akan mengurangi jumlah warganya yang dapat kembali dari India dan negara-negara zona merah lainnya untuk menahan risiko penyebaran COVID-19 yang lebih ganas, kata pemerintah pada Kamis ketika mengumumkan perubahan program vaksinasi.
Pembatasan tersebut akan mengakibatkan pengurangan 30 persen penerbangan langsung dari India ke Sydney dan penerbangan sewaan yang mendarat di Northern Territory.
Perdana Menteri Scott Morrison, yang berbicara kepada wartawan setelah pertemuan Kabinet Nasional, mengatakan bahwa dia akan mengumumkan dalam 24 jam ke depan ketika pembatasan baru diberlakukan.
"Kita berada di tengah pandemi global yang sedang berkecamuk. Dan Australia telah berhasil melewati pandemi ini dengan memiliki pengaturan perbatasan yang sangat efektif," kata Morrison.
"Akan terus ada kesempatan bagi mereka untuk kembali dari tempat-tempat seperti India, tetapi dalam keadaan yang sangat terkendali," ujar dia.
Australia saat ini mengizinkan sekitar 5.800 warga negara atau penduduk tetap untuk memasuki wilayahnya setiap minggu sebelum dikarantina selama dua minggu di hotel. Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang biasanya berangkat dari India setiap minggu.
Dalam lonjakan besar kasus COVID-19, India mencatat rekor jumlah infeksi harian baru di mana pun di dunia pada Kamis, bahkan melampaui Amerika Serikat pada puncak pandemi tahun lalu.
Australia akan mengadopsi model yang lebih mirip dengan Inggris, kata Morrison, yang melarang kedatangan jika mereka telah mengunjungi negara mana pun dalam daftar zona merah dari sekitar 40 negara dalam 10 hari terakhir.
"Meskipun kami tidak mengadopsi daftar itu, itu memberi Anda sedikit gambaran tentang jenis pendekatan yang akan kami upayakan untuk diterapkan dari negara-negara berisiko tinggi itu," kata Morrison.
Komentar Morrison muncul ketika dua negara bagian Australia mendesak staf dan tamu di hotel karantina COVID-19 untuk segera diuji dan mengisolasi diri sepenuhnya, meluncurkan penyelidikan terhadap tiga kasus dugaan pelancong yang tertular virus dari penduduk lain.
Australia menutup perbatasannya bagi non warga negara dan penduduk tetap lebih dari setahun yang lalu untuk mengatasi pandemi, dan pelancong yang datang dari luar negeri diharuskan menjalani karantina di hotel selama dua minggu dengan biaya sendiri.
Sumber: Reuters
Baca juga: PM India-Australia akan gelar KTT daring sahkan pakta logistik militer
Baca juga: Australia catat kasus COVID-19 lokal pertama dalam 2 pekan
Baca juga: Australia kembali buka 'gelembung perjalanan' dengan Selandia Baru
Pembatasan tersebut akan mengakibatkan pengurangan 30 persen penerbangan langsung dari India ke Sydney dan penerbangan sewaan yang mendarat di Northern Territory.
Perdana Menteri Scott Morrison, yang berbicara kepada wartawan setelah pertemuan Kabinet Nasional, mengatakan bahwa dia akan mengumumkan dalam 24 jam ke depan ketika pembatasan baru diberlakukan.
"Kita berada di tengah pandemi global yang sedang berkecamuk. Dan Australia telah berhasil melewati pandemi ini dengan memiliki pengaturan perbatasan yang sangat efektif," kata Morrison.
"Akan terus ada kesempatan bagi mereka untuk kembali dari tempat-tempat seperti India, tetapi dalam keadaan yang sangat terkendali," ujar dia.
Australia saat ini mengizinkan sekitar 5.800 warga negara atau penduduk tetap untuk memasuki wilayahnya setiap minggu sebelum dikarantina selama dua minggu di hotel. Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang biasanya berangkat dari India setiap minggu.
Dalam lonjakan besar kasus COVID-19, India mencatat rekor jumlah infeksi harian baru di mana pun di dunia pada Kamis, bahkan melampaui Amerika Serikat pada puncak pandemi tahun lalu.
Australia akan mengadopsi model yang lebih mirip dengan Inggris, kata Morrison, yang melarang kedatangan jika mereka telah mengunjungi negara mana pun dalam daftar zona merah dari sekitar 40 negara dalam 10 hari terakhir.
"Meskipun kami tidak mengadopsi daftar itu, itu memberi Anda sedikit gambaran tentang jenis pendekatan yang akan kami upayakan untuk diterapkan dari negara-negara berisiko tinggi itu," kata Morrison.
Komentar Morrison muncul ketika dua negara bagian Australia mendesak staf dan tamu di hotel karantina COVID-19 untuk segera diuji dan mengisolasi diri sepenuhnya, meluncurkan penyelidikan terhadap tiga kasus dugaan pelancong yang tertular virus dari penduduk lain.
Australia menutup perbatasannya bagi non warga negara dan penduduk tetap lebih dari setahun yang lalu untuk mengatasi pandemi, dan pelancong yang datang dari luar negeri diharuskan menjalani karantina di hotel selama dua minggu dengan biaya sendiri.
Sumber: Reuters
Baca juga: PM India-Australia akan gelar KTT daring sahkan pakta logistik militer
Baca juga: Australia catat kasus COVID-19 lokal pertama dalam 2 pekan
Baca juga: Australia kembali buka 'gelembung perjalanan' dengan Selandia Baru
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: