Penyelenggara mengatakan seorang pria yang tidak disebutkan namanya berusia 30-an, yang mengambil bagian dalam estafet obor di pulau Shikoku, telah dinyatakan positif COVID-19.
Penyelenggara berjanji bekerja sama dengan otoritas medis untuk "melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mengadakan estafet obor yang aman dan terjamin."
Baca juga: Kasus COVID-19 naik, kirab obor Olimpiade di Ehime Jepang dibatalkan
Laporan tersebut merupakan kasus COVID-19 pertama terkait dengan kirab obor, yang di beberapa daerah terpaksa tidak dilakukan di jalan umum karena khawatir menjadi penyebab penyebaran virus corona.
Kota bersejarah Kyoto menjadi daerah yang baru saja mengungkapkan keraguan untuk menyelenggarakan kirab, dengan media lokal melaporkan bahwa pemerintah kota akan meminta agar acara tersebut diadakan jauh dari jalan umum.
Harian Asahi melaporkan bahwa Kyoto mungkin menyarankan untuk mengadakan estafet di dalam Kastil Nijo -- sebuah situs warisan dunia UNESCO.
Baca juga: Kirab obor Olimpiade di Osaka berlangsung di taman tanpa penonton
Obor Olimpiade dibawa mengelilingi lapangan tertutup tanpa penonton di sebuah taman di Osaka pekan lalu. Okinawa dan Matsuyama juga telah membatalkan penyelenggaraan kirab obor secara publik karena lonjakan kasus COVID-19.
Penyelenggara bersikeras bahwa kirab, yang melibatkan sekitar 10.000 pelari yang melewati 47 prefektur, dapat diselenggarakan dengan aman di bawah pedoman yang ketat mengenai pencegahan penyebaran virus corona.
Penyelenggara telah memperingatkan bahwa bagian dari estafet dapat ditangguhkan jika terlalu banyak penonton berkumpul di satu tempat.
Kirab Olimpiade dimulai pada 25 Maret, tanpa penonton saat acara pembukaan.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Tokyo segera putuskan nasib kirab obor Osaka