Bogor (ANTARA News) - Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat KH Agus Salim Mawardi mengemukakan, ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Idham Chalid merupakan salah satu tokoh terbesar bangsa yang dilahirkan dari kandungan NU.

"Kiai Idham merupakan sosok yang telah banyak berjasa bagi bangsa ini. Terutama bagi NU, sebagian besar hidup beliau diwakafkan untuk mengabdi di NU," kata KH Agus Salim Mawardi, di Bogor, Selasa.

Lebih lanjut pimpinan Pesantren Ibnu Aqil Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu mengemukakan, sejak usia kanak-kanak hingga akhir tahun 1990-an sebelum terserang penyakit stroke dan lumpuh, waktu Kiai Idham dihabiskan di NU.

"Beliau telah berjasa sangat banyak bagi NU. Beliau memimpin PBNU selama 28 tahun dan berhasil menyelamatkan NU dalam berbagai situasi genting," tegas Agus.

Karena itu, Agus mengajak agar warga NU tidak melupakan jasa yang telah dilakukan Kiai Idham saat masih hidup.

Penghargaan terhadap tokoh yang telah banyak berjasa bagi NU sebagai bukti kebesaran NU sekaligus juga wujud pengamalan ajaran ahlusunnah waljamaah (asjawa) yang diyakini NU.

"Umat yang besar yaitu yang bisa menghargai jasa para tokoh ulama pendahulunya. Saya berharap dan mengajak agar warga NU menghargai jasa semua tokoh yang terlahir dari kandungannya," imbuh dia.

Upacara pemakaman Kiai Idham sebagai tokoh ulama besar kharismatis NU diikuti ribuan orang dari berbagai daerah di Jabodetabek.

Situasi tersebut tebilang kurang gegap gempita untuk ukuran ulama besar NU. Pemakaman KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), misalnya, diperkirakan diikuti oleh puluhan ribu jamaah. Sebagian kalangan mengatakan lebih dari 100 ribu jamaah.

"Kalaupun pemakaman Kiai Idham tidak seperti Gus Dur, paling tidak tolong tahlilkan beliau. Bacakan fatihah dan shalat ghaib dari kediaman masing-masing untuk beliau," harapnya.


Ulet dan Sabar dalam Berjuang

Agus mengemukakan, Kiai Idham merupakan sosok ulama yang ulet dan memiliki kesabaran serta sikap rendah hati sehingga sangat membantu dalam mengemban amanah sebagai pimpinan PBNU.

"Kiai Idham adalah ulama yang paling diterima warga NU. Beliau menjadi ketua umum PBNU paling lama yaitu selama 28 tahun. Ini menunjukkan keberadaan beliau sangat dirasakan dan dibutuhkan NU," papar Agus.

Menjadi ketua umum PBNU selama 28 tahun, lanjut Agus, merupakan catatan fenomenal dan unik. Hal itu mengingat Kiai Idham bukan berasal dari Pulau Jawa dan bukan sebagai keturunan ulama besar.

NU memiliki basis yang sangat kuat dan merata di Pulau Jawa dengan ulama-ulama besar dalam jumlah banyak. Sedangkan Kiai Idham berasal dari Kalimantan Selatan.

Ia menambahkan, Kiai Idham juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang ulet dan ikhlas dalam berjuang. Orangnya juga sangat sederhana. "Liat saja pesantrennya di Cisarua, sangat sederhana," ujar dia.

Agus mengungkapkan, Kiai Idham memiliki kharisma luar biasa baik di depan ulama maupun pejabat tinggi negara. Selain itu, murid-muridnya juga banyak. Sebagian besar berhasil menjadi pemimpin serta pejabat negara.

Kiai Idham, sambung Agus, memiliki cara tersendiri dalam melakukan pendekatan kepada Allah SWT yaitu melalui jalur tasauf atau toriqot. Ia merupakan pengikut, pengamal dan penyebar ajaran toriqot mu`tabar dengan posisi yang disandang sebagi "rois" atau panglima perkumpulan toriqot NU. (*)
(T.pso-053/B013/R009)