Suriah peroleh 200.000 dosis vaksin AstraZeneca di bawah skema COVAX
22 April 2021 14:37 WIB
Gadis pengungsi memakai masker saat mengikuti acara yang diselenggarakan Yayasan Violet, sebagai upaya menyebarkan kesadaran dan menghimbau keamanan ditengan pandemi virus corona (COVID-19), di sebuah kamp di kota Maarat Masrin di bagian utara Idlib, Suriah, Selasa (14/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Khalil Ashawi/foc/djo
Amman (ANTARA) - Pemerintah Suriah telah menerima pengiriman pertama vaksin COVID-19 melalui inisiatif global COVAX, dan mendapat hampir 200.000 dosis vaksin AstraZeneca, kata pejabat PBB pada Kamis.
UNICEF, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan aliansi vaksin GAVI dalam suatu pernyataan bersama mengatakan bahwa pengiriman itu "kritis dan tepat waktu" dan akan membantu petugas kesehatan di Suriah "untuk terus memberikan layanan penyelamatan jiwa dalam sistem kesehatan yang kewalahan sebagai akibat dari perang selama satu dekade".
Sebanyak 53.800 dosis lainnya dikirim ke wilayah barat laut yang dikuasai oposisi Suriah, yang menurut pernyataan itu adalah daerah yang telah mengalami pengungsian besar-besaran setelah pertikaian besar tahun lalu.
Pernyataan bersama itu juga menyebutkan bahwa lebih banyak vaksin direncanakan dikirimkan dalam beberapa pekan dan bulan mendatang.
Pada upacara penerimaan kedatangan vaksin di Damaskus, kepala misi WHO di Suriah Akjemal Magtymova mengatakan kepada pejabat kesehatan Suriah dan mitra PBB bahwa akan ada tantangan, tetapi negara itu memiliki rekam jejak yang kuat dalam program vaksinasi.
Magtymova bulan lalu mengatakan pelaksanaan vaksinasi bertahap bertujuan untuk menginokulasi hampir 20 persen dari populasi Suriah pada akhir tahun, atau hampir lima juta orang di kedua daerah yang dikuasai pemerintah Suriah serta wilayah timur laut dan barat laut.
Program vaksinasi nasional pemerintah Damaskus di seluruh wilayah yang dikelola negara, di mana sebagian besar dari hampir 20 juta penduduk Suriah tinggal, akan mengerahkan lusinan tim di 76 rumah sakit dengan lebih dari 300 unit mobil untuk mengakses daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) Barat mengatakan bahwa selain tantangan logistik dalam mengatur vaksinasi di seluruh garis depan pertempuran, Suriah menghadapi rintangan tambahan sanksi keuangan internasional.
Suriah terpukul parah oleh pandemi tahun lalu selama dua lonjakan infeksi virus corona pada Agustus dan Desember, dan para petugas kesehatan menyebutkan peningkatan kasus sejak Februari.
Suriah telah mencatat 51.580 kasus COVID-19, tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena persediaan alat pengujian yang terbatas, kata pejabat PBB.
Sumber: Reuters
Baca juga: Suriah mulai jalankan vaksinasi COVID
Baca juga: Tempat penyimpanan vaksin hancur diserang, anak-anak Suriah terancam
Baca juga: 200 anggota staf PBB di Suriah terinfeksi corona
UNICEF, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan aliansi vaksin GAVI dalam suatu pernyataan bersama mengatakan bahwa pengiriman itu "kritis dan tepat waktu" dan akan membantu petugas kesehatan di Suriah "untuk terus memberikan layanan penyelamatan jiwa dalam sistem kesehatan yang kewalahan sebagai akibat dari perang selama satu dekade".
Sebanyak 53.800 dosis lainnya dikirim ke wilayah barat laut yang dikuasai oposisi Suriah, yang menurut pernyataan itu adalah daerah yang telah mengalami pengungsian besar-besaran setelah pertikaian besar tahun lalu.
Pernyataan bersama itu juga menyebutkan bahwa lebih banyak vaksin direncanakan dikirimkan dalam beberapa pekan dan bulan mendatang.
Pada upacara penerimaan kedatangan vaksin di Damaskus, kepala misi WHO di Suriah Akjemal Magtymova mengatakan kepada pejabat kesehatan Suriah dan mitra PBB bahwa akan ada tantangan, tetapi negara itu memiliki rekam jejak yang kuat dalam program vaksinasi.
Magtymova bulan lalu mengatakan pelaksanaan vaksinasi bertahap bertujuan untuk menginokulasi hampir 20 persen dari populasi Suriah pada akhir tahun, atau hampir lima juta orang di kedua daerah yang dikuasai pemerintah Suriah serta wilayah timur laut dan barat laut.
Program vaksinasi nasional pemerintah Damaskus di seluruh wilayah yang dikelola negara, di mana sebagian besar dari hampir 20 juta penduduk Suriah tinggal, akan mengerahkan lusinan tim di 76 rumah sakit dengan lebih dari 300 unit mobil untuk mengakses daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) Barat mengatakan bahwa selain tantangan logistik dalam mengatur vaksinasi di seluruh garis depan pertempuran, Suriah menghadapi rintangan tambahan sanksi keuangan internasional.
Suriah terpukul parah oleh pandemi tahun lalu selama dua lonjakan infeksi virus corona pada Agustus dan Desember, dan para petugas kesehatan menyebutkan peningkatan kasus sejak Februari.
Suriah telah mencatat 51.580 kasus COVID-19, tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena persediaan alat pengujian yang terbatas, kata pejabat PBB.
Sumber: Reuters
Baca juga: Suriah mulai jalankan vaksinasi COVID
Baca juga: Tempat penyimpanan vaksin hancur diserang, anak-anak Suriah terancam
Baca juga: 200 anggota staf PBB di Suriah terinfeksi corona
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: