BTN raup laba bersih Rp625 miliar pada kuartal I 2021
22 April 2021 11:56 WIB
Direksi BTN menggelar jumpa pers paparan kinerja perseroan pada kuartal I 2021 di Jakarta, Kamis (ANTARA/HO-BTN)
Jakarta (ANTARA) -
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meraup laba bersih sebesar Rp625 miliar pada kuartal I 2021 atau tumbuh 36,73 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp457 miliar.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pihaknya akan terus melakukan inovasi agar tetap mencatatkan pertumbuhan positif terutama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sembari melaju, BTN akan terus memperkuat pencadangan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang muncul akibat tekanan pandemi.
"Misi utama kami adalah menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Ke depan, kami akan terus berinovasi sehingga semakin banyak masyarakat memiliki hunian sekaligus tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan," ujar Haru saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Baca juga: BTN gandeng asosiasi beri KPR untuk pegawai kontrak
Dalam catatan keuangannya, emiten bersandi saham BBTN tersebut menunjukkan perolehan laba bersih ditopang peningkatan pendapatan bunga. Pendapatan bunga BTN tercatat naik 2,99 persen (yoy) menjadi Rp6,35 triliun. Perseroan juga berhasil menekan beban bunga sebesar 10,28 persen (yoy) dari Rp3,99 triliun menjadi Rp3,58 triliun.
Dengan langkah tersebut, pendapatan bunga bersih BTN tercatat naik di level 27,32 persen (yoy) menjadi Rp2,77 triliun. Perolehan pendapatan bunga BBTN tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp261,34 triliun per kuartal I 2021. Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut tercatat naik 3,19 persen (yoy) dari Rp253,25 triliun per kuartal I 2020.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut berada di atas penyaluran kredit perbankan nasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekam kredit perbankan nasional masih terkoreksi hingga 2 persen (yoy) per Januari 2021.
Laporan keuangan Bank BTN menunjukkan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi masih tercatat menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit BTN. KPR subsidi BTN tercatat naik 9,04 persen (yoy) menjadi Rp122,96 triliun per kuartal I 2021. KPR Non-subsidi juga mulai menunjukkan peningkatan tipis di level 0,2 persen (yoy) menjadi Rp80,15 triliun pada akhir Maret 2021. Secara total, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23 persen (yoy) menjadi Rp236,57 trilliun.
Baca juga: BTN terus dorong realisasi KPR Subsidi dukung pemulihan ekonomi
Kemudian, pada kredit di segmen non-perumahan tercatat tumbuh 2,87 persen (yoy) menjadi Rp24,76 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan di segmen kredit konsumer dan kredit korporasi yang tumbuh masing-masing sebesar 9,43 persen (yoy) dan 7,44 persen (yoy).
Penyaluran kredit juga terus diiringi dengan perbaikan kualitas kredit. Per kuartal I 2021, BTN mencatatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di posisi 1,94 persen. Posisi tersebut turun 44 basis poin (bps) dari 2,38 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. BTN juga tetap memupuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) menjadi sebesar 115,93 persen per Maret 2021 atau naik 1.027 bps.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wholesale Risk and Asset Management Elisabeth Novie Riswanti menjelaskan perseroan memang sangat fokus untuk memperbaiki kualitas kredit guna menekan NPL.
"Kami terus berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan mengoptimalkan penagihan, mempercepat penjualan aset, termasuk bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset," ujar Novie.
Sementara itu, Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin mengatakan per 31 Maret 2021, bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos itu juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 33,01 persen (yoy) menjadi Rp294,91 triliun. Kenaikan DPK tersebut juga terpantau melaju di atas rata-rata penghimpunan DPK perbankan nasional yang melaju di level 11 persen (yoy) per Januari 2021.
Rekam keuangan Bank BTN menunjukkan peningkatan DPK tersebut disumbang kenaikan penghimpunan giro, tabungan, dan deposito yang masing-masing tumbuh sebesar 33,91 persen (yoy), 4,29 persen (yoy), dan 41,44 persen (yoy). Dengan kenaikan simpanan masyarakat tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) BBTN juga turun sebesar 2.561 bps ke level 88,62 persen pada Maret 2021.
Dengan seluruh capaian kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan lonjakan aset di level 21,92 persen (yoy) menjadi Rp375,73 triliun per kuartal I 2021. Laju peningkatan aset tersebut juga berada di atas rata-rata peningkatan aset nasional sebesar 7 persen (yoy) per Januari 2021.
"Bagi kami, pertumbuhan yang berkelanjutan adalah yang utama. Sehingga, kami berupaya mengoptimalkan kualitas aset yang kami miliki," ujar Jasmin.
Sementara itu, sejalan dengan pertumbuhan di bisnis konvensional, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga mencatatkan peningkatan positif. Per Maret 2021, aset UUS BTN tersebut naik 16,8 persen (yoy) menjadi Rp33,63 triliun dari Rp28,79 triliun pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan aset tersebut disumbang laju peningkatan DPK yang dihimpun BTN Syariah. Per kuartal I 2021, BTN Syariah sukses menghimpun dana senilai Rp25,75 triliun atau naik 23,04 persen (yoy) dari Rp20,93 triliun. BTN Syariah juga mencatatkan peningkatan pembiayaan sebesar 6,5 persen (yoy) menjadi Rp25,47 triliun pada Maret 2021 dari Rp23,92 triliun pada bulan yang sama tahun lalu. Dengan capaian tersebut, UUS BTN meraih laba senilai Rp60,14 miliar per Maret 2021.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meraup laba bersih sebesar Rp625 miliar pada kuartal I 2021 atau tumbuh 36,73 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp457 miliar.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pihaknya akan terus melakukan inovasi agar tetap mencatatkan pertumbuhan positif terutama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sembari melaju, BTN akan terus memperkuat pencadangan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang muncul akibat tekanan pandemi.
"Misi utama kami adalah menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Ke depan, kami akan terus berinovasi sehingga semakin banyak masyarakat memiliki hunian sekaligus tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan," ujar Haru saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Baca juga: BTN gandeng asosiasi beri KPR untuk pegawai kontrak
Dalam catatan keuangannya, emiten bersandi saham BBTN tersebut menunjukkan perolehan laba bersih ditopang peningkatan pendapatan bunga. Pendapatan bunga BTN tercatat naik 2,99 persen (yoy) menjadi Rp6,35 triliun. Perseroan juga berhasil menekan beban bunga sebesar 10,28 persen (yoy) dari Rp3,99 triliun menjadi Rp3,58 triliun.
Dengan langkah tersebut, pendapatan bunga bersih BTN tercatat naik di level 27,32 persen (yoy) menjadi Rp2,77 triliun. Perolehan pendapatan bunga BBTN tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp261,34 triliun per kuartal I 2021. Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut tercatat naik 3,19 persen (yoy) dari Rp253,25 triliun per kuartal I 2020.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut berada di atas penyaluran kredit perbankan nasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekam kredit perbankan nasional masih terkoreksi hingga 2 persen (yoy) per Januari 2021.
Laporan keuangan Bank BTN menunjukkan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi masih tercatat menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit BTN. KPR subsidi BTN tercatat naik 9,04 persen (yoy) menjadi Rp122,96 triliun per kuartal I 2021. KPR Non-subsidi juga mulai menunjukkan peningkatan tipis di level 0,2 persen (yoy) menjadi Rp80,15 triliun pada akhir Maret 2021. Secara total, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23 persen (yoy) menjadi Rp236,57 trilliun.
Baca juga: BTN terus dorong realisasi KPR Subsidi dukung pemulihan ekonomi
Kemudian, pada kredit di segmen non-perumahan tercatat tumbuh 2,87 persen (yoy) menjadi Rp24,76 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan di segmen kredit konsumer dan kredit korporasi yang tumbuh masing-masing sebesar 9,43 persen (yoy) dan 7,44 persen (yoy).
Penyaluran kredit juga terus diiringi dengan perbaikan kualitas kredit. Per kuartal I 2021, BTN mencatatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di posisi 1,94 persen. Posisi tersebut turun 44 basis poin (bps) dari 2,38 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. BTN juga tetap memupuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) menjadi sebesar 115,93 persen per Maret 2021 atau naik 1.027 bps.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wholesale Risk and Asset Management Elisabeth Novie Riswanti menjelaskan perseroan memang sangat fokus untuk memperbaiki kualitas kredit guna menekan NPL.
"Kami terus berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan mengoptimalkan penagihan, mempercepat penjualan aset, termasuk bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset," ujar Novie.
Sementara itu, Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin mengatakan per 31 Maret 2021, bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos itu juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 33,01 persen (yoy) menjadi Rp294,91 triliun. Kenaikan DPK tersebut juga terpantau melaju di atas rata-rata penghimpunan DPK perbankan nasional yang melaju di level 11 persen (yoy) per Januari 2021.
Rekam keuangan Bank BTN menunjukkan peningkatan DPK tersebut disumbang kenaikan penghimpunan giro, tabungan, dan deposito yang masing-masing tumbuh sebesar 33,91 persen (yoy), 4,29 persen (yoy), dan 41,44 persen (yoy). Dengan kenaikan simpanan masyarakat tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) BBTN juga turun sebesar 2.561 bps ke level 88,62 persen pada Maret 2021.
Dengan seluruh capaian kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan lonjakan aset di level 21,92 persen (yoy) menjadi Rp375,73 triliun per kuartal I 2021. Laju peningkatan aset tersebut juga berada di atas rata-rata peningkatan aset nasional sebesar 7 persen (yoy) per Januari 2021.
"Bagi kami, pertumbuhan yang berkelanjutan adalah yang utama. Sehingga, kami berupaya mengoptimalkan kualitas aset yang kami miliki," ujar Jasmin.
Sementara itu, sejalan dengan pertumbuhan di bisnis konvensional, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga mencatatkan peningkatan positif. Per Maret 2021, aset UUS BTN tersebut naik 16,8 persen (yoy) menjadi Rp33,63 triliun dari Rp28,79 triliun pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan aset tersebut disumbang laju peningkatan DPK yang dihimpun BTN Syariah. Per kuartal I 2021, BTN Syariah sukses menghimpun dana senilai Rp25,75 triliun atau naik 23,04 persen (yoy) dari Rp20,93 triliun. BTN Syariah juga mencatatkan peningkatan pembiayaan sebesar 6,5 persen (yoy) menjadi Rp25,47 triliun pada Maret 2021 dari Rp23,92 triliun pada bulan yang sama tahun lalu. Dengan capaian tersebut, UUS BTN meraih laba senilai Rp60,14 miliar per Maret 2021.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: