Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Kamis (22/4) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB teramati delapan kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter ke arah barat daya.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, guguran lava pijar juga meluncur satu kali ke arah tenggara sejauh 400 meter.

Baca juga: Gunung Merapi 16 kali luncurkan guguran lava pijar

Baca juga: Gunung Merapi luncurkan 21 kali guguran lava pijar


Selama periode itu Merapi mengalami 30 kali gempa guguran dengan amplitudo 3 sampai 15 milimeter (mm) selama 13 sampai 77 detik, dan lima kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3 sampai 22 mm selama 7 sampai 11 detik.

Untuk aktivitas kegempaan, menurut dia, gempa guguran masih mendominasi. Sedangkan untuk kegempaan internal seperti VB (vulkanik dangkal) dan MP (fase banyak) masih sangat minim.

Selama masa pengamatan, asap terpantau keluar dari puncak kawah Gunung Merapi dengan intensitas tebal setinggi 50 meter.

Pada periode pengamatan Rabu (21/4) pukul 18.00 sampai 24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat mengeluarkan delapan kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke arah barat daya.

"Merapi masih erupsi efusif. Aktivitasnya masih fluktuatif. Awan panas serta guguran (lava) masih terus terjadi," kata Hanik.

Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Lindungi erupsi Merapi, penutup stupa Candi Borobudur dipertahankan

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.