Airlangga sebut 17 juta dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan
21 April 2021 22:46 WIB
Dokter Rollando Erric Manibuy (tengah) dengan memakai kostum superhero bersiap menyuntikan vaksin COVID-19 dosis kedua kepada seorang warga lansia berusia 104 tahun Wirjawan Hardjamulia di Rumah Sakit Vania, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/4/2021). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan sebanyak 17 juta dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan kepada masyarakat Indonesia termasuk untuk lanjut usia yang telah mencapai 3,2 juta.
Airlangga mengatakan pemerintah terus berupaya mengakselerasi program vaksinasi dalam rangka mencapai target 500 ribu dosis suntikan per hari sehingga kecepatannya akan ditingkatkan.
"Dalam penanganan pandemi COVID-19 ini tidak cukup dilakukan hanya oleh pemerintah, namun diperlukan partisipasi dari semua elemen masyarakat," katanya saat peluncuran "Program Home Care & Home Delivery Vaksinasi 10.000 Lansia untuk Negara" di Jakarta, Rabu.
Airlangga mengatakan sebanyak 3,2 juta suntikan kepada masyarakat lansia ini terdiri atas pemberian vaksin dosis pertama sebanyak 2,2 juta atau 10,54 persen dan dosis kedua sebanyak 1 juta atau 4,86 persen dari target 21,5 juta lansia.
Baca juga: Kakek usia 104 tahun jadi contoh vaksinasi bagi lansia di Kota Bogor
Sementara itu, program vaksinasi untuk lansia di 11 kabupaten/kota sudah mencapai di atas 50 persen dengan Jakarta Pusat merupakan wilayah pencapaian vaksinasi tertinggi yaitu 82,95 persen diikuti Badung 78,21 persen, Jakarta Selatan 76,43 persen, dan Surabaya 69,86 persen.
Di sisi lain, capaian vaksinasi lansia di wilayah lainnya masih lebih rendah dibandingkan vaksinasi bagi petugas publik antara lain Bali 26 persen, Yogyakarta 19 persen, dan Sulawesi Utara 6 persen.
Airlangga menegaskan vaksinasi kepada lansia harus dipercepat karena separuh dari kejadian fatal akibat COVID-19 terjadi pada lansia meskipun jumlah lansia hanya 12 persen dari total kasus.
"Hal ini disebabkan sebagian besar pasien lansia rentan memiliki penyakit dan tidak bisa survive," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menuturkan Komunitas Indonesia Lawan Libas COVID-19 (KILLCOVID19) menginisiasi lahirnya Program Home Care & Home Delivery untuk mendukung percepatan target vaksinasi lansia.
Layanan Home Care meliputi penjemputan lansia menuju sentra vaksinasi, sedangkan Home Delivery merupakan layanan penyelenggaraan vaksinasi di lokasi lansia berada.
"Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi kita semua dan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan program ini," ujarnya.
Baca juga: 11.269.213 penduduk Indonesia telah jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: Menkes minta seluruh dokter IDI bantu lakukan vaksinasi COVID-19
Airlangga mengatakan pemerintah terus berupaya mengakselerasi program vaksinasi dalam rangka mencapai target 500 ribu dosis suntikan per hari sehingga kecepatannya akan ditingkatkan.
"Dalam penanganan pandemi COVID-19 ini tidak cukup dilakukan hanya oleh pemerintah, namun diperlukan partisipasi dari semua elemen masyarakat," katanya saat peluncuran "Program Home Care & Home Delivery Vaksinasi 10.000 Lansia untuk Negara" di Jakarta, Rabu.
Airlangga mengatakan sebanyak 3,2 juta suntikan kepada masyarakat lansia ini terdiri atas pemberian vaksin dosis pertama sebanyak 2,2 juta atau 10,54 persen dan dosis kedua sebanyak 1 juta atau 4,86 persen dari target 21,5 juta lansia.
Baca juga: Kakek usia 104 tahun jadi contoh vaksinasi bagi lansia di Kota Bogor
Sementara itu, program vaksinasi untuk lansia di 11 kabupaten/kota sudah mencapai di atas 50 persen dengan Jakarta Pusat merupakan wilayah pencapaian vaksinasi tertinggi yaitu 82,95 persen diikuti Badung 78,21 persen, Jakarta Selatan 76,43 persen, dan Surabaya 69,86 persen.
Di sisi lain, capaian vaksinasi lansia di wilayah lainnya masih lebih rendah dibandingkan vaksinasi bagi petugas publik antara lain Bali 26 persen, Yogyakarta 19 persen, dan Sulawesi Utara 6 persen.
Airlangga menegaskan vaksinasi kepada lansia harus dipercepat karena separuh dari kejadian fatal akibat COVID-19 terjadi pada lansia meskipun jumlah lansia hanya 12 persen dari total kasus.
"Hal ini disebabkan sebagian besar pasien lansia rentan memiliki penyakit dan tidak bisa survive," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menuturkan Komunitas Indonesia Lawan Libas COVID-19 (KILLCOVID19) menginisiasi lahirnya Program Home Care & Home Delivery untuk mendukung percepatan target vaksinasi lansia.
Layanan Home Care meliputi penjemputan lansia menuju sentra vaksinasi, sedangkan Home Delivery merupakan layanan penyelenggaraan vaksinasi di lokasi lansia berada.
"Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi kita semua dan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan program ini," ujarnya.
Baca juga: 11.269.213 penduduk Indonesia telah jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: Menkes minta seluruh dokter IDI bantu lakukan vaksinasi COVID-19
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: